Pariwisata adalah salah satu aset pendapatan negara yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah Gunung berapi Sinabung yang sedang gencar-gencarnnya dibicarakan di media. Bukan karena keindahannya yang beberapa saat lalu sebagai tempat wisata tetapi bangun dari tidurnya alias setelah 410 tahun.
Udara sejuk di kaki gunung Sinabung membuat daerah yang dekat juga dengan danau Lau Kawar ini kaya akan tanaman hias. Jika kita kesana , kita dapat membawa oleh-oleh berupa tanaman hias yang kaya akan warna. Banyak wisatawan yang datang dari luar daerah seperti Jakarta, Medan, Bandung, Surabaya, Binjai, Batam, Langkat, bahkan wisatawan liar negeri.
Gunung Sianbung mempunyai ketinggian 2.640 meter dibawah permukaan laut. Apabila kita melewati gunung ini kita pasti bertemu danau Lau Kawar terlebih dahulu, tepat dibawah kaki gunung Sinabung. Dan untuk mengetahui situasi dan perkembangan situasi dari gunung sinabung tersebut maka terlebih dahulu kita datangi dataran tinggi Kabupaten Karo. Kawasab gunung Sinabung tersebut dapat dijadikan oleh Pemerintahan Kab. Karo sebagai daerah kunjungan wisata. Dengan demikian daerah tersebut akan semakin terkenal dan dapat menghasilkan pendapatan dari sektor pariwisata. Karena seorang pendaki yang bernama Doni (26) dan kawan-kawan sempat ditemui akan mendaki ke gunung Sinabung tersebut bahwa untuk mendaki gunung tersebut mereka tidak dikutip uang retribusi. Hal tersebut sangat disayangkan bagi sector pariwisata. Mereka juga sempat mengatakan di lereng gunung berapi ini indah dan bersih pemandangan alamnya, nyaman dan sejuk udarannya. Mereka sangat senang mengunjungi daerah ini dan memiliki kesan tersendiri. Dan hal senada dikatakan oleh seorang bapak yang membuka warung dibawah kaki gunung tersebut bahwa keberadaan gunung tersebut akan membuat wilayah kab.karo akan semakin terkenal.
 Situasi setelah Meletus
Detik-detik saat Gunung Sinabung di Kab.Karo, Sumatera Utara akhirnnya meletus. Gunung ini pertama kali meletus pertama kali pada hari Minggu, 29/08/2010 pada pikil 00.02 dini hari. Gunung memuntahkan lahar panasnya terlihat mengalir di lereng gunung sepanjang 2.640 meter tersebut, tidak hanya api tetapi juga menghembuskan debu tebal yang bercampur dengan belerang. Debu tersebut tidak hanya di daerah sekitar gunung dan kampun-kampung yanga ad di dekatnnya, tetapi sampai ke wilayah kota berastagi dan kabanjahe tempat para pengungsi ibu kota karo. Wajah-wajah pengungsi yang yang mengungsi dengan sepeda motor juga tertutupi oelh debu vulkanik, pasca meletusnya Gunung Sinabung, warga panik dan beramai-ramai menyelamatkan diri ke daerah kota Kabanjahe dengan meninggalkan rumah dan kampung halamannya. Warga juga panik dengan adanya gempa vulakanik dan suara gemuruh yang kencang suaranya, warga mengungsi dengan barang-barang seadanya. Di radio kota Kabanjahe sempat menyiarkan bahwa BMG menyatakan bahwa aktivitas Gunung Sinabung tidak berbahaya, namun tidak menutup kemungkinan akan mengenai pemukiman penduduk yang ada di dekat kaki gunung.
Para pengungsi berharap pemerintah bisa menyelesaikan permaslahan mereka ini, karena mereka teleh cukup lama mengungsi. Sawah dan ladang juga ternak mereka tinggalkan di kampung halaman. Karena untuk  memanen hasil ladang mereka tidak mempunyai keberanian untuk pergi ke kampung mereka.
STEFFI STEPHANI M. SIMANJUTAK
153070346/INDEPT NEWS

0 komentar:

Posting Komentar

About