Sleman - Status merapi yang semula siaga sudah menjadi waspada terhitung 30 Desember lalu. Hal ini menjadi pendorong banyaknya pengunjung mendatangi kawasan yang terkena sapuan awan panas Merapi 5 November 2010 silam.
Dari sekian banyak wisatawan di daerah Kaliurang dan sekitarnya, asalnya tidak hanya datang dari wilayah Yogyakarta namun juga banyak yang berasal dari luar Yogyakarta. Pemerintah Provinsi Yogyakarta, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman bersama ASITA, sedang mengkaji ualang perihal wacana terkait akan dijadikannya kawasan pakem, kali adem, dan cangkringan sebagai “volcano tour”.
Panorama yang berubah pasca erupsi merapi, sangat potensial untuk menjadi daya tarik untuk wisatawan sekaligus sebagai upaya untuk memulihkan pariwisata Yogyakarta. Sektor pariwisata terkait dengan wacana Volcano tour kedepannya memang tidak mudah untuk dilakukan, hal ini perlu campur tangan banyak pihak termasuk Pemerintah.
“Masalah tentang Volcano Tour dikawasan Pakem, Kali Adem, dan Cangkringan yang katanya akan direalisasikan dalam jangka waktu dekat, sangat saya dukung”, ungkap Subari (40) pengunjung asal Muntilan.
Subari juga menambahkan, terlepas dari wacana yang ada tentang Volcano Tour, Pemerintah juga punya andil besar disini. Karena jumlah hutan yang terkena awan panas tidak sedikit, jadi reboisasi itu sangat penting. Kembali lagi, kita tetap butuh bantuan dari pemerintah.
Atik, pengunjung asal Purwokerto |
Ditempat terpisah, Atik pengunjung asal Purwokerto ini mengungkapkan hal yang disaksikannya di lereng Merapi sangat menggetarkan hati. Bahkan dirinya mengaku bisa sedikit merasakan penderitaan orang-orang yang ada disana, yang terkena dampaknya langsung dari bencana alam tersebut. Kejadian ini sungguh bagian dari kekuasaan Tuhan, yang memang jika Ia berkehendak, maka tak seorangpun bisa mengelak.
“Bencana letusan Gunung Merapi ini hendaknya kita ambil sebagai dasar introspeksi diri, serta pembelajaran hidup kedepan sehingga kita mampu bertindak lebih baik menyikapi hal yang terjadi. Harapan yang dapat diambil ialah pelajaran yang luar biasa untuk jadi lebih baik, serta bahwa hidup itu hanya sementara”, ujar Atik.
Selain dengan diadakannya wisata Volcano Tour ini, dapat diselipkan didalamnya wisata religi. Bagaimana kita melihat kekuasaan Tuhan yang begitu dahsyat terhadap semua yang ada di alam ini. Hal ini diamini pula oleh Sri Utami, pengunjung yang berasal dari Cileduk, Jakarta Selatan.
“Melihat semua yang ada disini, kita sekaligus dapat lebih memperdalam iman kepada Allah. Dia memang Maha Kuasa dan hal bisa terjadi asalkan Dia berkehentak”, ungkapnya.
Namun, diluar dari apapun yang dikemukakan masyarakat, keputusan Pemerintah dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk mejadikan area lereng Merapi sebagai area Volcano Tour tidak terlepas dari peran BPPTK. Merekalah yang menyatakan bahwa kawasan tersebut tidak bisa dihuni oleh masyarakat sebagai pemukiman, untuk itulah kawasan ini dijadikan sebagai kawasan wisata.INDRA PUJO PRASETIA - 153070007(Feature)
0 komentar:
Posting Komentar