Kesan dekat dengan alam adalah hal yang pertama dirasakan pada saat kita berkunjung ke resto ini. Pohon dan suara aliran sungai yang sedikit pun tidak dirusak menjadikan resto ini lebih nyata dan natural. Apabila dilihat dengan kasat mata resto ini seperti wisata kuliner di tengah hutan ,karena apabila kita datang dari pintu timur kita tidak tahu bahwa itu resto, karena resto agak turun kebawah dan apabila kita lihat resto tertutup oleh pohon-pohon yang ada di resto ini.
Resto ini bernama Ngeban Resto, yang dirintis oleh Wahid (37) dan istrinya juga beserta dengan teman-temannya. awalnya Wahid berfikir apa yang akan dibuatnya terhadap halamannya yang begitu luas dan juga semeraut. Setelah itu timbul lah ide-ide kreatif dan inovatif dari Wahid untuk menjadikan tempat ini sebuah resto yang dekat dengan alam. Resto ini buka sejak 12 Maret 2004. Ngeban buka setiap hari pada pukul 16.00-12.00 WIB.
Konsep view yang ada di ngeban resto ini sebenarnya tidak disetting, karena Wahid membuatnya dengan tidak sedikit pun merusak tanaman yang ada di resto ini. Resto ini di buat dengan apa adanya dengan konsep kenaturalan. Pohon-pohon dan aliran sungai sudah ada sejak sebelum  resto dibuat dan sedikit pun  tidak di rusak. Meja-meja, lampu-lampu juga seperti diatur seperti resto garden yang kita lihat di televisi, tetapi dari pengakuan Wahid sendiri bahwa sedikit pun  dia tidak menyeting view dia hanya menambahkan barang-barang yang kiranya bisa membuat nyaman para pengunjung dan bisa menikmati keindahan alam yang ada di resto ini. “Saya hanya ingin membuat resto ini dekat dengan alam, karena resto tidak harus meriah dan juga tidak harus lampu yang harus sangat meriah dan harus mengejar ke moderanan seperti resto-resto yang telah ada,” tegas wahid sambil tersenyum ramah.
Pelanggan tetap ngeban resto ada sekitar 70% family dan selebihnya adalah umum. Saat bencana merapi yang belum lama ini ngeban resto ini sempat mengalami penurunan omzet sekitar 20%. Padahal ngeban buka setiap hari. Hal ini sangat berdampak pada ngeban resto karena pengunjung utama mereka adalah family. Dan tidak hanya itu, sejak bencana merapi mahasiswa juga diliburkan maka mahasiswa yang sering nongkrong bareng temannya juga tidak kunjung datang pasca bencana merapi kemarin. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu ngeban resto kembali normal pengunjungnnya. Ngeban mempunyai ssekitar 40  karyawan sekarang padahal dulunya hanya ada 2 orang setelah Wahid mengelolanya selama 2 tahun. Bisa kita bayangkan sekarang ngeban resto bagimana ramainya pengunjung yang datang. Menu favorit pengunjung disana adalah kopi dan nasi goreng ngeban. Tapi tidak hanya itu karena masih banyak menu lainnya seperti aneka shake, mocktail, juice, lemon, float, nasi goreng, sop, mie, dan rica. Dan harga masih dapat dijangkau.
Wahid yang senang bermain musik dan juga pecinta alam ini ingin menyampaikan bahwa kenaturalan harus dipertahankan dan kita harus dekat dengan alam, dan bahwa sesuatu yang natural itu bisa menjadi motivasi bagi setiap orang yang datang kesana. Disini juga sudut ekonomi dan ilmu kewirausahaan bisa diberdayakan dan bagaimana kita bisa mempertahankan ide-ide kita. Tetapi intinya pengunjung bisa nyaman saat berkunjung ke ngeban resto dan bisa dekat dengan alam, selamat berkunjung dan mencoba.

STEFFI STEPHANI M. SIMANJUNTAK

153070346/STRAIGHT NEWS

0 komentar:

Posting Komentar

About