Dari namanya mungkin kedengarannya sedikit aneh. Ibu Upi Nuraini sengaja menamai warung makan lotek nya dengan nama Lotek Teteg. Nama lotek teteg itu sendiri di ambil karena letak warung ini yang dulunya berada di sebelah timur teteg kereta api stasiun lempuyangan, dan sekarang berada di Jalan Baciro, (di seberang pom bensin pertamina) atau selatan stasiun lempuyangan.
Mungkin sepintas, tampilan loteknya hampir sama dengan lotek-lotek yang kebanyakan dijual di warung lotek Yogyakarta. Yang membedakan adalah rasa lotek yang disajikan pas di lidah. Yang lebih uniknya lagi, cowek yang digunakan untuk meracik bumbu kacang yang dicampur dengan sayur-sayuran isi lotek tersebut sangat berbeda. 
Bila biasanya ukuran cowek yang digunakan warung lotek lainnya memiliki diameter 30 sampai 40cm, tapi cowek yang dipakai pada lotek teteg berdiameter 80cm. Bisa dibilang cowek berukuran raksasa atau jumbo. “Cowek ini memang sengaja di pesan khusus, bukan beli jadi.” ujarnya. Warung lotek yang berdiri sejak tahun 1970 ini, buka mulai pukul 9 pagi hingga 5 sore. Pada jam-jam makan siang, warung lotek ini ramai di kunjungi dari mahasiswa maupun orang kantoran.
“Ya paling ramainya itu jam 11-an, kalo gak ada acara tertentu kami buka setiap hari.” tambah bu Upi yang di bantu oleh salah seorang adiknya Yuli di warung lotek tetegnya. Satu porsi lotek teteg di bandrol Rp9.000 rupiah. Harga tersebut sebanding dengan ukuran 1 porsi piring lotek yang cukup besar. Hingga kini Bu Upi telah memiliki 8 orang karyawan yang padahal dulunya hanya dirinya, adiknya dan ibunya saja yang melayani pembeli lotek teteg.

LARAS GILANG PAMEKAR
153070347

0 komentar:

Posting Komentar

About