Pergantian cuaca di Indonesia beberapa waktu belakangan, ternyata dialami juga di berbagai belahan negara dunia. Diantaranya hujan yang menyebabkan banjir cukup besar, seperti yang dialami Australia negara yang cukup dekat dengan wilayah Indonesia. Selain itu, Brazil yang merupakan negara pemenang piala dunia terbanyak juga mengalami hal yang serupa. Tidak ketinggalan pula berbagai kota yang tersebar di Indonesia, terkena dampak dari hujan yang berlangsung akibat dari perubahan cuaca ekstrim.
            Beberapa banjir di Indonesia ini, memang tidak terlepas dari seringnya terjadi hujan terus menerus yang turun dan kemudian menggenangi wilayah pemukiman penduduk. Akan tetapi bila kita mau melihat kedalam dan agak sedikit lebih dekat. Sebenarnya semua yang terjadi secara tidak langsung merupakan kecerobohan kita, dari hal paling kecil saja mulai dari membuang sampah kebantaran sekitar sungai, sampai selokan didekat rumah serta pembabatan hutan yang kita lakukan tanpa adanya sistem tebang pilih tanam.
            Alam kita perlakukan dengan seenaknya kita sendiri, padahal sudah banyak aktivis yang berkumandang dengan kata – kata supaya kita menjaga kelestarian alam setiap saatnya. Namun selalu saja kita semua seaakan memperlakukan alam dan kelestariannya dengan sesuka kita, seolah kita merupakan pemilik dari semuanya. Padahal kita manusia ini, Cuma dititipkan anugrah yang terhampar luas disekitar kita. Tentu saja yang namanya titipan, pasti kita yang dititipi berkewajiban merawatnya supaya tidak merugikan diri kita sendiri nantinya.
            Tapi semua tinggal begitu saja, setelah perlakukan kita kepada alam yang semena-mena. Guyuran hujan pun kini menghantui kita semua, dari negara yang baru berkembang sampai negara yang katanya cukup besar dan punya nama dimata dunia.  Juga turut merasakan perubahan cuaca ekstrim ini, secara tidak langsung bila sebenarnya kita mampu berpikir sedikit bijak. Ini semua bukan hal yang perlu kita khawatirkan dengan berlebih, akan tetapi bukan hal yang bisa begitu saja dibiarkan berlalu.
Melainkan dibalik semua ini, kita masih diperhatikan oleh alam, kita ditegur mereka. Ba wasanya menjaga kelestarian alam itu, merupakan hal yang wajib karena dampaknya cukup besar, akan tetapi bila kita jaga manfaat yang besar pula pasti akan kita dapatkan sebagai timbal baliknya. Mari kita jaga alam kita, tanggapi perubahan cuaca dan bencana alam yang terjadi dengan sewajarnya. Supaya tidak pernah terjadi lagi jatuhnya korban yang lebih banyak lagi.

INDRA PUJO PRASETIA    



Realitas Hidup Nyata yang Tak Pernah Usai

Yogyakarta, “Pelacur dan Sang Presiden” begitulah judul sebuah teater yang dipentaskan oleh sejumlah mahasiwa dan mahasiswi FBS UNY yang digelar di Gedung C.14 Laboraturium Karawitan pada 28 Desember 2010 kemarin.
      Pementasan teater ini dibawakan oleh teater Adimueka (yang dalam bahasa Jawa artinya pengharapan), pengharapan yang dimaksud yakni sebuah harapan untuk dapat terus maju dan berkembang serta tak hentinya berkreatifitas dalam mengembangkan karya-karya terbarunya. Teater yang kurang lebih berlangsung sekitar 2 jam ini merupakan wujud bukti kreatifitas sebagai prasyarat dari tugas akhir FBS (Fakultas Seni dan Budaya) yang melibatkan 2 kelas, yakni kelas G dan H pada mata kuliah PBSI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) angkatan 2008 Universitas Negeri Yogyakarta.
     Teater Adimoeka mengakui, untuk pengangkatan tema dan judul teater yang dipentaskan kali ini berasal dari sebuah naskah yang pernah ditulis oleh Ratna Sarumpaet. “Dengan judul yang sama dengan naskah tersebut,kami mengangkat realitas kehidupan yang seolah tak pernah henti ini kedalam sebuah teater ini,” ujar M. Ibrahim selaku sang Sutradara dalam pementasan teater Pelacur dan Sang Presiden.
      Ia mengakui bahwasanya teruntuk tema yang sama sepertinya teater-teater yang sudah ada sebelumnya pun telah mampu mementaskan ke atas panggung, bahkan lebih-lebih pementasan itu digelar secara besar-besaran.
      “Tetapi disini kami keputusan kami membawa nama antara pelacur dan presiden tampaknya belum ada yang berani, jadi kita coba saja untuk memberanikan mengangkat judul tersebut agar ada sesuatu yang baru di tema-tema teater yang sudah ada sebelumnya,” tambah  Ibrahim.
     Keberhasilan teater ini menyetting panggung menjadi dua ruang sekaligus, yakni tempat prostitusi dan penjara mampu dioptimalkan dengan baik. Ditambah dengan tata artistic serta pencahayaan diatas panggung yang diberikan terlihat sangat dinamis, dramatis dan mampu membuat suasana begitu serasi dengan kondisi adegan- peradegan.
     Naskah yang intinya menjadi kritik sosial politik kepada pemerintah maupun kepada masyarakat yang cukup actual ini dibuat sekitar dua tahun yang lalu. Namun rasanya bial ditinjau lebih lanjut fenomena seperti ini masih cukup aktual untuk diangkat di masa sekarang ini. Pelacur dan Sang Presiden  menceritakan tentang sosok seorang perempuan tangguh yang bernama Jamila. Di masa kecilnya dulu ketika berumur 2 tahun, dirinya dijual oleh sang ayah ke seseorang yang bernama Mucikari. Mengetahui hal tersebut, Ibu Jamila akhirnya memberanikan diri untuk kembali menculik Jamila dari tangan Mucikari dan menitipkannya kepada keluarga yang dikenalnya dan cukup terpandang. Ia adalah Bu Wardiman. Bu Wardiman yang kemudian menampung Jamila dan menyekolahkannya hingga besar. Namun seiring berjalannya waktu, terjadi sebuah konflik batin yang dialami oleh Bu Wardiman. Dirinya merasa telah dikhianati oleh suami dan anaknya yang ternyata telah menghamili Jamila.
     Atas kejadian tersebut membuat Jamila harus membunuh suami dari Bu Wardiman dan anak laki-lakinya. Merasa dirimya sangat ketakutan, Jamilah akhirnya memutuskan untuk melarikan diri dari rumahnya. Keluar dari sebuah rumah yang membesarkannya dan sekaligus membuat hidupnya hancur ternyata tak lebih baik. Jamila bertemu dengan Bu Darno yang bekerja sebagai Germo. perjumpaannya dengan Bu Darno membuat Jamila  menjadi aktivis perempuan di salah satu LSM dan observasi di Kalimantan. kondisi tersebut membuatnya memdapatkan koneksi dengan sejumlah para pejabat tinggi. Namun apa boleh buat, Jamila terjebak dalam lingkaran hitam yang membuatnya menjadi salah satu simpanan pejabat tersebut. Kesakithatian Jamila dengan pejabat yang telah mengkhianatinya tersebut harus membuat jamila kembali melakukan pembunuhan. kali ini, aksi Jamila tercium oleh pihak berwajib yang membuatnya terseret ke dalam jeruji penjara dan mendapatkan hukuman mati.
     Secara garis besar memang inti dari ceritanya sama dengan naskah yang ditulis oleh Ratna Sarumpaet tersebut, hanya saja ada sedikit adaptasi yang mengharuskan naskah tidak sepenuhnya utuh sama akibat pertimbangan durasi pementasan teater tersebut.
Dewi yang memerankan tokoh Jamila sendiri mengatakan kesulitannya untuk memerani karakter Jamilah sebagai seorang pelacur yang secara kehidupan sehari-hari jelas berbeda dengan karakter yang dimiliki oleh dirinya.
     “Awalnya memang ada kesulitan untuk mendalami karakter Jamilah ini, tapi mau gak mau saya dituntut harus bisa emndalami karakter itu. Karena tidak mudah untuk mendapatkan ekspresi tertawa sehabis itu langsung nangis dan lebih-lebih berekspresi layaknya orang stress,” ujarnya.
     Ia bersyukur atas antusias para penonton yang begitu banyak memenuhi gedung pementasan, bahkan ada yang tidak bisa memasuki gedung pementasan tersebut.
     “Alhamdulillah, apresiasi temen-temen semua sangat besar ya. Saya juga tidak mengira kalau penontonnya sampai sebanyak ini, dan semoga saja apa yang kita perjuangkan termasuk waktu untuk mengadakan teater ini mendapat hasil yang maksimal dan memuaskan,” tambahnya. 

Laras Gilang Pamekar
153070347
     Mendengar namanya, kuliner yang satu ini rasanya masih terdengar asing di telinga. Cita rasa dan bentuknya yang cukup terbilang unik, mampu membuat para penikmatnya serasa berada dalam kehangatan dan keindahan Negeri Pizza, Italia.
     Yup! Zupa Soup. Menu yang selama ini biasanya hanya dapat kita jumpai di hotel-hotel mewah ataupun restaurant-restauran besar dengan harga yang mahal untuk kalangan pecinta kuliner seperti mahasiswa. Kini kenikmatan Zupa Soup bisa anda cicipi di sebuah Warung Makan yang diberi nama The Eiffel yang terletak di Jalan Kenari no. 81, Yogyakarta (sebelah timur Pabrik SGM).
     Pemilik warung, Danang Agung Satria melihat peluang usaha dibidang kuliner ini rasanya memang sedang marak. Maka dari itu, ia mencoba sesuatu yang baru dengan memperkenalkan menu  Zupa Soup ini di warung makannya. Dengan memberikan harga yang relative lebih terjangkau, Zupa Soup ini diharapkan dapat dinikmati para pecinta kuliner yang gemar berburu aneka Soup di Yogyakarta maupun wisatawan-wisatawan yang sedang berkunjung.
     “Warung ini memang belum terlalu lama berdiri, ya baru sekitar bulan Juni 2010 kemarin. Yang diharapkan kehadiran Zupa Soup ini sendiri mampu menambah referensi aneka kuliner mancanegara yang ada di Yogyakarta khusunya namun dengan kelezatan dan cita rasa yang berbeda tentunya,” ujar pria yang keseharian bekerja di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Pemerintah Kota Yogyakarta itu.
     Dalam penyajiannya, makanan Zupa Soup ini memang cukup terlihat lebih unik, karena dalam semangkuk kecil sebagai tempat soup disajikan terdapat kulit atau balutan tepung menyembung yang menutup mangkuk tersebut. “Tepung ini memang sengaja dibentuk agar kenikmatan sajian makanan kuah ini lebih terasa lengkap. Jadi ada soup dengan campuran potongan daging, telur dan rempah mampu menghangatkan badan, adonan tepung ini berfungsi sebagai karbohidratnya,” tambah Danang.
     Tidak sembarang mangkuk lho, Danang sengaja tidak mengubah wadah mangkuk yang memang biasa dipakai Zupa Soup yang dijual di Italia, yakni mangkuk yang terbuat dari porselen.

Cepat saji
     Berbeda dari proses pembuatan sup seperti biasanya, Zupa Soup ini dimasak langsung bukan diatas kompor, melainkan dengan di oven. Dalam pengolahannya, yang harus diperhatikan adalah besarnya suhu yang dipakai. Hal ini perlu diketahui  agar bahan sup matang dalam mangkuk dan adonan tepung juga terjaga kematangannya dengan baik.
     “Sebelum dimasak dalam pengolahan Zupa Soup, resep untuk supnya dimasukan kedalam mangkuk porselen. Kemudian mangkuk ditutup rapat dengan adonan tepung sebagai atap mangkuk dan diamkan beberapa menit, agar adonan tepung ini mengembang dengan baik,” lanjutnya.
     Setelah semuanya siap, mangkuk berisi sup yang telah ditutup adonan tepung ini siap untuk  dimasukan ke dalam oven. Proses pembuatan kira-kira membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit, dengan kekuatan panas 150 hingga 200 derajat celcius. Untuk mengetahui  Zupa Soup telah matang atau belum, dapat dilihat dari adonan tepung yang menutup mangkuk. Bila adonan telah mengembang dan berwarna kecokelatan, artnya Zupa Soup telah siap dihidangkan.
     Cukup dengan Rp8.000 saja, anda sudah bisa menikmati semangkuk Zupa Soup Italia di warung The Eiffel yang buka setiap harinya mulai pukul 09.00 hingga 21.00 WIB. Dibantu enam orang karyawannya, kini Danang tidak terlalu khawatir dengan ramainya pengunjung yang datang ke warungnya mulai dari Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, mahasiswa, maupun pekerja kantoran.
     Melihat perkembangan bisnis kuliner waralaba tersebut, Danangpun memiliki rencana kedepannya akan membuka cabang warungnya, sehingga para pecinta kuliner di Yogyakarta tak sukar untuk menemui kehangatan dalam santapan Zupa Soup ala Negri Pizza ini.

Laras Gilang Pamekar
153070347
 
     Berangkat dari munculnya ide untuk membuat usaha kecil-kecilan, dua orang mahasiswi yang dulunya mengemban studi di sebuah Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta, Arina Pramudita (22) dan Marini Salwa (22) kini telah berhasil mendirikan sebuah restoran berkonsep makanan khas Jepang yang diberi nama Kawaii Sushi di Yogyakarta.
     Awalnya, saat mereka masih duduk di bangku kuliah semester 5, alumnus jurusan Gizi Kesehatan UGM ini merintis usaha dengan hanya berjualan di sekitar area Sunmor (Sunday Morning) yang digelar di kawasan UGM setiap Minggu pagi. Pemasarannya simple, mereka melakukan promosi dengan cara mulut ke mulut kepada teman-temannya. Sunggah tak disangka ternyata produk Sushi buatan Arina cukup menarik banyak konsumen. Hal ini dilihat dari hasil penjualannya yang tidak pernah tersisa sesuai mereka berjualan mulai dari 7 pagi hingga 11 siang.
     Mengingat makanan Sushi ini mampu berkembang dengan pesat dan nampaknya peluang untuk berbisnis cukup besar, Arina akhirnya memutuskan untuk lebih serius lagi menekuni bisnisnya itu. Sekitar bulan Oktober 2009 Arina mencoba untuk mengajak temannya yang bernama Salwa untuk bekerja sama memanfaatkan peluang bisnis yang ingin dirintisnya tersebut. Kebetulan saat keduanya telah lulus, mereka langsung merencanakan pembukaan restaurant Sushi.
Dengan target awal mahasiswa dan mengingat Yogyakarta yang dikenal dengan kota pelajar, Arina dan Salwa mengutamakan harga yang ramah di kantong mahasiswa. “Saat ini Sushi masih susah dicari di Yogyakarta, kalaupun ada pasti dengan harga yang mahal, Disini kami ingin pembeli tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal untuk menikmati Sushi, karena tentu itulah pertimbangan utama mahasiswa,” ujar Arin ketika ditemui Foodfest di restorannya.
     Yang uniknya lagi, Arina dan Salwa memilih tempat bisnis mereka yang lokasinya berada didalam komplek Pom Bensin Baciro (selatan Lempuyangan). Konsep seperti rest area ini dipilih  keduanya dengan alasan faktor kenyamanan dan keamanan. “Kami memilih komplek pom bensin karena pertama, kami bisa mendapatkan fasilitas yang bagus dan terjamin, diantaranya wc dan musholla yang berbagi dengan Pertamina. Selain itu tempat parkir yang luas juga terjamin dan tentunya keamanan tidak perlu dipertanyakan lagi,” sambung Salwa selaku marketing Kawaii Sushi.
     Seiring perkembangan waktu, Kawaii Sushi semakin memperbaharui menu-menu yang ada. Menu di restoran ini memang berbeda dengan Sushi asli yang biasanya menggunakan salmon mentah. Namun khusus salmon, memang sengaja tidak digunakan karena di wilayah Yogyakarta ikan salmon itu sendiri sangat sulit didapatkan dan kalupun ada pasti mahal.
     Sejak mengawali bisnis ini, Arina memang sengaja memodifikasi Sushi dengan campuran Indonesian Taste, ada tambahan penggunaan mentimun dan wortel dalam setiap penyajiannya. ”Namun rasa yang ditawarkan cenderung Western Taste seperti Beef Black Pepper Sushi yang sajiannya malah digoreng. Hal ini kami buat agar ada inovasi baru dalam kuliner Sushi yang sudah ada sebelumnya,” tambah Arina.
     Untuk kedepannya, Kawaii Sushi berencana untuk mendirikan 2 cabang, yakni di Solo dan Semarang,, yang pasti dengan menambah inovasi terbaru di setiap menunya. Selain itu, Arina dan Salwa juga mengutamakan konsep semasa masih berdagang di sunmor dulu yakni “Healthy Food Street” dan ternyata seiring perkembangannya, banyak ibu-ibu yang mengajak anak-anaknya untuk mencicipi Sushi karena kandungan vitaminnya yang cukup tinggi.

Laras Gilang Pamekar
153070347
     Layaknya seorang seniman yang selalu memunculkan karya-karya barunya, salah satu perupa kelahiran Kulon Progo 19 Agustus 1982 ini mampu mampu membuat suatu karya dalam dunia seni rupa dengan cara yang berbeda.
     Ariswan Adhitama, seorang penggrafis muda yang mampu memproduksi karya monoprint. Ia mampu untuk mengembangkan cara pendekatan visual, gaya, dan tema-tema yang senyawa dengan pikiran serta orientasi seni paradoksal. Figure-figur karya grafisnya adalah sosok robotic seperti “golek-golek” transformer, yang sepintas tak berkait dengan lingkungan geografis dan suasana lingkungan sosio-cultural dimana ia tinggal dan berkarya. Studionya berada di sebuah bangunan dalam lingkungan rumah orang tuanya yang terletak di dusun Beteng, Desa Jatimulyo, Kecamatan Gimulyo, Kulon Progo, Yogyakarta.
     M. Dwi Marianto, melihat bahwsanya potensi dan bakat Ariswan baru termanifestasi secara komperhensif ketika ia belajar dan berkarya seni grafis. Khususnya ketika ia diberi peluang untuk eksplorasi dan mengaktualisasi diri melalui karya seni.
     “Melalui bahasa grafis, ia tuangkan meori-memori visual yang berkait dengan berbagai aktifitas atau pengalaman yang dilaluinya. Namun, yang paling utama ia mampu menyatakan imajinasi-imajinasinya tentang ‘dunia’ yang selalu dalam perhatian Arswan,” ujarnya.
     Sejauh ini Ariswan telah menghadirkan karakter-karakter robotik dengan garis yang begitu nyata jelas dalam berbagai karya grafisnya. Ukurannya karya grafisnya relative besar disbanding dengan karya-karya grafis umumnya.
     “Ekstrim! Bahkan waktu mengadakan pameran di Bentara Budaya Yogyakarta awal Desember kemarin, ia mampu menghadirkan karyanya yang salah satu sisinya berukuran 7 meter. Dari aspek ukuran fisik telah membuat rekor baru sebagai karya monoprint terbesar” tutur Dwi yang juga sebagai salah satu Dosen pengajar di ISI Yogyakarta ini.
     Melaui figure-figur robotik nya itu, ia menyatakan dirinya merepresentasi pembayangan dirinya di tengah situasi-situasi yang sangat jhas, atau lebih tepatnya melukiskan keadaan pikirannya dalam 1 waktu. Sebagai contoh, karyanya yang berjudul “Police Shot Them”, 2010 berukuran 165x145cm², melukiskan sejumlah figure robotik yang tergambarkan dalam suatu daerah atau wilayah konflik. Dimana terjadi situasi tembak-menembak di depan suatu latar belakang berupa dinding cadas yang yang wujudnya disesuaikan dengan figure-figur robotik di latar tengah dan belakang.
     “Terkesan situasi panik, rebut, suasana gemuruh dengan tanda-tanda letupan di sana-sini, dan gerakan sentryfugal dari figure yang berlarian. Secara keseluruhan karya itu berwarna-warni, mencerminkan aneka benturan dan ledakan,” cerita Dwi.
     Karya tersebut tentu saja mewadahi ide dan rasa tertantu yang mau disampaikan oleh Arswan, dan pembacaan atas karya-karyanya bisa dilakukan dengan berbagai sudut pandang secara relative.
     “Namun yang pasti, bahwa didalam satu kurun waktu panjang di tahun 2010, ketika karya ini dibuat, memang terjadi berbagai kemelut dan kontroversi didalam lembaga kepolisian negara dan yang berkaitan dengan pola kepemimpinan lembaga ini. Setiap orang dapat memaknai seperti apa saja itu bebas,” lanjutnya.

Tehnik Monoprint
     Seni grafis adalah minat Ariswan, sekaligus alatnya untuk membuktikan pada dunia bahwa ia bisa. Keterampilan dan ketekunannya selama menjalani pendidikan stufi di kampus ISI Yogyakarta, jelas membuahkan hasil yang tampak pada karya-karya cetak cukul kayunya yang terlihat prima dan memiliki kualitas yang bagus.
     Penerapam sebuah tehnik monoprint, yakni tehnik cetak yang hanya bisa dipergunakan 1 kali saja dan setelah itu tidak dipergunakannya lagi dilakoninya dengan sangat telaten.tehnik monoprint juga merupakan sebuah tehnik cetak yang menggabungkan antara media printmaking, painting, dan drawing.
     “Ia melakukan drawing dan sketsa langsung ke atas papan yang nantinya akan di cukil. Ariswan memilih menggunakan tehnik cukil kayu yang telah dikuasainya ini untuk tehnik monoprintnya,” ujar Fery Octania yang pernah menjadi kurator pameran tunggal Airswan Adhitama yang bertajuk In Repair itu.
     Setelah dicukil, Ariswan memakai tehnik pewarnaan monochrome untuk melakukan cetakan pertamanya ke atas canvas. Cetakan pertama akan memberikan arah bagi pewarnaan yang akan dilakykan denga tehnik painting, memakai kuas dan cat. Setelah selesai barulah dilakukan kembali pencetakkan grafis, yang nantinya kan memberikan penegasan yang bersifat outline kepada bentuk yang dibuat sebelumnya.
     “Metode seperti ini terbukti memberikan kelekuasaan bagi Ariswan untuk melakukan eksperimen dalam menggunakan warna dan kemungkinan dimensional terhadap bentuk-bentuk yang dihasilkan di cetakkan cukil kayunya. Hasilnya luar biasa,” sambung Fery.

Laras Gilang Pamekar
 153070347

(Feature)
Tentu anda sudah tidak asing lagi dengan kata yang satu ini. “Vegetarian” belakangan semakin sering kita dengar atau kita baca di sejumlah media cetak maupun elektronik. Bahkan mungkin ada keluarga, teman, atau orang-orang sekitar Anda yang mengaku sebagai seorang vegetarian.
     “Saya ingin sekali menjadi vegetarian, tapi sepertinya ribet, deh. Hanya bisa makan sayuran, buah-buahan dan pasti hanya bisa pergi ke Restoran yang menjual salad saja,” keluh Nanda, 21 tahun, mahasiswa Universitas Moestopo Jakarta yang menjalani pola hidup sehat. Ya. Dona adalah satu dari sekian banyak orang yang belum mengetahui seluk beluk kehidupan vegetarian. Padahal  pola hidup tanpa menyantap daging ini tak sulit dilakukan. Bisa jadi modal utama yang perlu dilakukan hanyalah niat yang kuat.
Apa itu Vegetarian?
    Secara singkat vegetarian adalah pola makan yang berbasis pada tumbuh-tumbuhan, yang berarti tidak mengkonsumsi semua yang berasal dari hewan.
    “Vegetarian berasal dari bahasa latin, yaitu vegetus yang artinya adalah sehat, kuat, dan semangat. Jadi seorang vegetarian adalah mereka yang sehat, kuat dan bersemangat,” jelas Dra. Yanti Anggraini, MKM seorang pakar nutrisi. Ia juga menerangkan bahwa awal mulanya vegetarian diperkenalkan pada tahun 1847 yang bertepatan dengan dibentuknya UK Vegetarian Society di Inggris. Tak disangka, ternyata pola makan seperti ini sudah berumur ratusan tahun ya.
    Vegetarian sesungguhnya bukan berasal dari bahasa Inggris vegetable yang berarti sayur. Kesalahan ini sering menimbulkan salah kaprah dalammasyarakat yang menganggap bahwa vegetarian hanya mengkonsumsi sayur-sayuran saja. “Vegetarian adalah pola makan diet seimbang yang tidak hanya mengkonsumsi sayuran sebagai sumber mineral dan vitamin. Tetapi juga buah-buahan yang mengandung vitamin dan mineral, biji-bijian sebagai sumber pokok karbohidrat yang baik, serta kacang-kacangan sarat sumber protein dan lemak sehat,” ujar Yanti.
    Vegetarian sendiri konon selain muncul dari ajaran agama Hindu juga muncul dari gerakan vegan, sebuah kepercayaan yang menolak menyakiti alam (hewan dan tumbuhan). Selain itu seperti yang dikutip dalam Vegan Starter Pack, “Banyak orang yang tertarik menjadi kaum vegan karena mengurangi penderitaan dan menolong lingkungan kita beserta isinya. Selain itu menjadi sehat disaat yang sama”.
    Penganut Vegan dan Vegerian percaya akan kesinergisan konsumsi manusia akan hewan dan tumbuhan. Apabila salah satu dieksplotasi secara berlebih maka akan terjadi chaos.

SEJUTA MANFAAT LEBIH
Tak hanya sekedar menjadi vegetarian, ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan menjadi vegetarian yang disimpulkan:
1.    ASPEK KESEHATAN. Banyak peneliti, salah satunya American Dietetic Assosiation membuktikan, pola makan vegetarian terutama vegan sangat baik untuk mencegak dan mengobati penyakit-penyakit degenerative atau kronis seperti jantung koroner, stroke, kanker, hipertensi, obesitas, diabetes, osteoporosis, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Tak hanya  itu, seorang vegetarian juga memiliki resiko lebih rendah terkena penyakit yang disebabkan oleh hewan seperti antraks, penyakit kuku mulut, flu burung dan flu babi.

2.    ASPEK LINGKUNGAN. Vegetarian sangat ramah lingkungan dan dapat mengurangi efek global warming yang tengah terjadi di muka bumi ini. Menurut PBB melalui Food and Agriculture Organization (FAO), sebuah organisasi pangan dan pertanian, peternakan memberikan konstribusi 18% terhadap pemanasan global. Ini lebih tinggi daripada efek polusi transportasi yang hanya 13% saja.
Contoh lain bahwa vegan ramah lingkungan dan menghemat energi serta sumber daya alam perhatikan fakta berikut: supaya bisa menghasilkan 1 kg daging sapi, diperlukan 16 kg biji-bijian dan air bersih 200 kali lebih banyak dari pada produksi 1 kg kentang.
Selain itu, satu hektar tanah hanya dapat menghasilkan 165 kg daging sapi. Padahal dengan luas tanah yang sama dapat menghasilkan 20.000 kg (20 ton) kentang. Maka bisa diperhatikan bahwa rasio efisiensi penggunaan lahan utuk perkebunan dan peternakan adalah 1 : 121. Jelas sekali nyata bedanya bukan.

3.    ASPEK ETIKA ATAU HAK ASASI HEWAN. Ya, hewan juga memiliki hak asasi untuk hidup layak dan tidak sewajarnya menerima penyiksaan, apalagi pembantaian. Hewan juga memiliki sistem saraf yang bisa merasakan sakit ketika dibunuh dan disakiti.

4.    ASPEK SPIRITUAL. Beberapa orang menjalani vegetarian sebagai gaya hidup agama atau kepercayaan yang mereka anut menyuruhnya demikian.

Jenis – Jenis vegetarian
LAKTO VEGETARIAN : Tidak mengkonsumsi semua produk hewani, kecuali susu.
OVO VEGETARIAN : Tidak mengkonsumsi semua produk hewani, kecuali telur.
LAKTO-OVO VEGETRIAN : Tidak mengkonsumsi semua produk hewani, kecuali susu dan telur.
VEGAN : Tidak mengkonsumsi semua produk hewani, termasuk susu dan telur. Lebih jauh lagi vegan adalah gaya hidup, sehingga seorang vegan juga menghindari pakaian, kosmetik, dan produk-produk lainnya yang berasal dari hewan.
Vegan seringkali dianggap sebagai gaya hidup yang ekstrim, tetapi alasan utama para vegan memilih pola hidup yang satu ini adalah keinginan tulus mereka untuk menghentikan kerusakan alam dan lingkungan, ataupun praktek kekejaman hewan yang terjadi akibat konsumsi produk-produk hewani tersebut.

Vegie Hause, Mini Market for Vegetarian
     Mencari segala sesuatu yang serba non-daging masih sulit dijumpai saat ini di Yogyakarta. Namun, minimarket yang satu ini mampu mengantarkan pada anda bahwa vegetarian adalah solusi hidup sehat. Minimarket yang berdiri sejak 17 November 2009 ini awalnya sengaja didirikan hanya teruntuk memudahkan pada para vegetarian yang ada di Yogyakarta tidak kesulitan untuk mendapatkan bahan-bahan makanan yang sama sekali tak ada campuran daging didalamnya.
“Minimarket ini lebih kepada membantu mereka yang vegetarian khususnya, karena saya sendiri jujur merasa kesulitan untuk mendapatkan bahan-bahan makanan vegetarian tersebut disini.” ujar Silviani, owner dari Vegie House.
     Ia juga memandang bahwa segala sesuatu yang berasal dari hewan-hewan ternak sebenarnya sudah tidak sehat alami lagi. “Misalnya saja ayam-ayam yang beredar saat ini kan itu banyak suntikannya ya, terus kita juga tidak tahu ada penyakit apa yang hinggap sama ayam tersebut kan.” tambahnya.
    Banyak sekali bahan-bahan yang bisa ditemui di Vegie Hause seperti berbagai macam proteina, macam-macam penyedap rasa vegetarian, mie instan vegetarian, kerupuk vegetarian, ham vegetarian, ayam vegetarian, sapi vegetarian, kambing vegetarian, udang vegetarian, udang vegetarian, ikan vegeratian, sate vegetarian hingga makanan-makanan frozen vegetarian.
    “Untuk aneka daging dan ayam disini itu hanya perumpamaan saja, tetapi tetap bukan daging aslinya melainkan daging nabati. Semua terbuat dari bahan-bahan pengganti daging kedelai, jamur, ataupun bahan makanan makanan yang terbuat untuk agar-agar rumput laut putih, namun rasanya menyerupai daging.” lanjut Silvi.
    Mengingat di Yogyakarta belum begitu banyak orang yang vegetarian, sehingga bahan-bahan makanan yang terdapat di Vegie Hause ini didatangkan langsung dari Medan, Jakarta, Riau dan kota lainnya.  “Harganya memang sedikit rada mahal, tapi untuk jaminan sehat itu pasti. Bakso misalnya, berkisar antara Rp26.000 – Rp60.000. Ham vegetarian antara Rp55.000 – Rp70.000” katanya.
    Bila anda yang memang ingin mecoba menjadi seorang vegetarian atau mungkin ingin mendapatkan bahan makanan non-daging yang sehat alami namun tetap merasakan rasa daging yang kenyal dan empuk, anda bisa mendatangi minimarket Vegie Hause yang terletak di jalan Poncowinatan No. 84 Yogyakarta.


Laras Gilang Pamekar
153070347
(Indeph)
Yogyakarta, Selasa (11/1)—Sejumlah orang yang tergabung dalam OPHIO Jogja Reptiles Club mengadakan Handling and Sharring yang bertempat di Fakultas Kedokteran Hewan UGM Yogyakarta.
     Tak banyak orang yang menganggap bahwa binatng reptile bisa dijadikan sebagai binatang peliharaan. Namun kali ini, OPHIO yang sudah terbentuk sejak 29 November 2002 ini mencoba dengan mengumpulkan para anggota pecinta reptile di Yogyakarta untuk berkumpul bersama.
     Handling and Sharring ini merupakan bagian dari rentetan sejumlah kegiatan Komunitas ini. Banyak hal yang dilakukan dalam acara yang diadakan setiap hari Rabu (Minggu pertama dan ke-3), seperti pengenalan jenis-jenis hewan reptile (ular, biawak, iguana, kura-kura, dan lainnya) serta cirri khas dari masing-masing reptile tersebut. Tak hanya itu, disini diajarkan pula bagaimana caranya untuk menangkap dan melepaskan reptile dengan memakai cara yang halus.
     Ruang diskusi terbuka bagi siapa saja yang ingin bertanya seputar reptil dan mngenal lebih jauh bagaimana kehidupan reptil, habitatnya, jenis lainnya, pola makannya, cara merawatnya dan masih banyak lainnya.
     Ketua komunitas OPHIO Jogja Reptil Club, Feryan Harto Nugroho mengakui awal komunitas OPHIO terbentuk dengan landasan bahwa di Yogyakarta sendiri memang belum ada. “Kebanyakan para pecinta reptile bergerak sendiri-sendiri dan belum ada wadahnya, disini kita mencoba mempertemukan mereka untuk bisa saling berbagi cerita dan ilmu,” ujarnya.
Ia juga mengakui bahwasanya dengan berkumpul disini, setiap kali pertemuannya pasti ada saja yang memperkenalkan jenis reptile baru. “Nagh, itu salah satu manfaat dengan adanya Handling and Sharring ini kita bisa saling menambah ilmu pengetahuan,” tambah pria yang akrab dipanggil Bang Ryan ini.
    OPHIO bukanlah sembarang komunitas yang terbentuk tanpa maksud dan tujuan didirikannya. Mereka memiliki URC (Unit Reaksi Cepat). URC bergerak jikalau semisal ada warga yang mengeluhkan bila di wilayahnya terdapat satwa reptile yang berkeliaran dan ingin ditangkap. Untuk mengerjakan hal tersebut, warga cukup menghubungi contact person Ryan dengan nomor 081328480514. “Untuk  mendatangkan kami ke lokasi, tidak perlu membayar uang apapun dengan kata lain Free. Hal ini kita lakukan sebagai bentuk sosial kami kepada masyarakat di Yogyakarta,” sambungnya.

Laras Gilang Pamekar
153070347
 (Straight News)

About