Pergantian cuaca di Indonesia beberapa waktu belakangan, ternyata dialami juga di berbagai belahan negara dunia. Diantaranya hujan yang menyebabkan banjir cukup besar, seperti yang dialami Australia negara yang cukup dekat dengan wilayah Indonesia. Selain itu, Brazil yang merupakan negara pemenang piala dunia terbanyak juga mengalami hal yang serupa. Tidak ketinggalan pula berbagai kota yang tersebar di Indonesia, terkena dampak dari hujan yang berlangsung akibat dari perubahan cuaca ekstrim.
            Beberapa banjir di Indonesia ini, memang tidak terlepas dari seringnya terjadi hujan terus menerus yang turun dan kemudian menggenangi wilayah pemukiman penduduk. Akan tetapi bila kita mau melihat kedalam dan agak sedikit lebih dekat. Sebenarnya semua yang terjadi secara tidak langsung merupakan kecerobohan kita, dari hal paling kecil saja mulai dari membuang sampah kebantaran sekitar sungai, sampai selokan didekat rumah serta pembabatan hutan yang kita lakukan tanpa adanya sistem tebang pilih tanam.
            Alam kita perlakukan dengan seenaknya kita sendiri, padahal sudah banyak aktivis yang berkumandang dengan kata – kata supaya kita menjaga kelestarian alam setiap saatnya. Namun selalu saja kita semua seaakan memperlakukan alam dan kelestariannya dengan sesuka kita, seolah kita merupakan pemilik dari semuanya. Padahal kita manusia ini, Cuma dititipkan anugrah yang terhampar luas disekitar kita. Tentu saja yang namanya titipan, pasti kita yang dititipi berkewajiban merawatnya supaya tidak merugikan diri kita sendiri nantinya.
            Tapi semua tinggal begitu saja, setelah perlakukan kita kepada alam yang semena-mena. Guyuran hujan pun kini menghantui kita semua, dari negara yang baru berkembang sampai negara yang katanya cukup besar dan punya nama dimata dunia.  Juga turut merasakan perubahan cuaca ekstrim ini, secara tidak langsung bila sebenarnya kita mampu berpikir sedikit bijak. Ini semua bukan hal yang perlu kita khawatirkan dengan berlebih, akan tetapi bukan hal yang bisa begitu saja dibiarkan berlalu.
Melainkan dibalik semua ini, kita masih diperhatikan oleh alam, kita ditegur mereka. Ba wasanya menjaga kelestarian alam itu, merupakan hal yang wajib karena dampaknya cukup besar, akan tetapi bila kita jaga manfaat yang besar pula pasti akan kita dapatkan sebagai timbal baliknya. Mari kita jaga alam kita, tanggapi perubahan cuaca dan bencana alam yang terjadi dengan sewajarnya. Supaya tidak pernah terjadi lagi jatuhnya korban yang lebih banyak lagi.

INDRA PUJO PRASETIA    



Realitas Hidup Nyata yang Tak Pernah Usai

Yogyakarta, “Pelacur dan Sang Presiden” begitulah judul sebuah teater yang dipentaskan oleh sejumlah mahasiwa dan mahasiswi FBS UNY yang digelar di Gedung C.14 Laboraturium Karawitan pada 28 Desember 2010 kemarin.
      Pementasan teater ini dibawakan oleh teater Adimueka (yang dalam bahasa Jawa artinya pengharapan), pengharapan yang dimaksud yakni sebuah harapan untuk dapat terus maju dan berkembang serta tak hentinya berkreatifitas dalam mengembangkan karya-karya terbarunya. Teater yang kurang lebih berlangsung sekitar 2 jam ini merupakan wujud bukti kreatifitas sebagai prasyarat dari tugas akhir FBS (Fakultas Seni dan Budaya) yang melibatkan 2 kelas, yakni kelas G dan H pada mata kuliah PBSI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) angkatan 2008 Universitas Negeri Yogyakarta.
     Teater Adimoeka mengakui, untuk pengangkatan tema dan judul teater yang dipentaskan kali ini berasal dari sebuah naskah yang pernah ditulis oleh Ratna Sarumpaet. “Dengan judul yang sama dengan naskah tersebut,kami mengangkat realitas kehidupan yang seolah tak pernah henti ini kedalam sebuah teater ini,” ujar M. Ibrahim selaku sang Sutradara dalam pementasan teater Pelacur dan Sang Presiden.
      Ia mengakui bahwasanya teruntuk tema yang sama sepertinya teater-teater yang sudah ada sebelumnya pun telah mampu mementaskan ke atas panggung, bahkan lebih-lebih pementasan itu digelar secara besar-besaran.
      “Tetapi disini kami keputusan kami membawa nama antara pelacur dan presiden tampaknya belum ada yang berani, jadi kita coba saja untuk memberanikan mengangkat judul tersebut agar ada sesuatu yang baru di tema-tema teater yang sudah ada sebelumnya,” tambah  Ibrahim.
     Keberhasilan teater ini menyetting panggung menjadi dua ruang sekaligus, yakni tempat prostitusi dan penjara mampu dioptimalkan dengan baik. Ditambah dengan tata artistic serta pencahayaan diatas panggung yang diberikan terlihat sangat dinamis, dramatis dan mampu membuat suasana begitu serasi dengan kondisi adegan- peradegan.
     Naskah yang intinya menjadi kritik sosial politik kepada pemerintah maupun kepada masyarakat yang cukup actual ini dibuat sekitar dua tahun yang lalu. Namun rasanya bial ditinjau lebih lanjut fenomena seperti ini masih cukup aktual untuk diangkat di masa sekarang ini. Pelacur dan Sang Presiden  menceritakan tentang sosok seorang perempuan tangguh yang bernama Jamila. Di masa kecilnya dulu ketika berumur 2 tahun, dirinya dijual oleh sang ayah ke seseorang yang bernama Mucikari. Mengetahui hal tersebut, Ibu Jamila akhirnya memberanikan diri untuk kembali menculik Jamila dari tangan Mucikari dan menitipkannya kepada keluarga yang dikenalnya dan cukup terpandang. Ia adalah Bu Wardiman. Bu Wardiman yang kemudian menampung Jamila dan menyekolahkannya hingga besar. Namun seiring berjalannya waktu, terjadi sebuah konflik batin yang dialami oleh Bu Wardiman. Dirinya merasa telah dikhianati oleh suami dan anaknya yang ternyata telah menghamili Jamila.
     Atas kejadian tersebut membuat Jamila harus membunuh suami dari Bu Wardiman dan anak laki-lakinya. Merasa dirimya sangat ketakutan, Jamilah akhirnya memutuskan untuk melarikan diri dari rumahnya. Keluar dari sebuah rumah yang membesarkannya dan sekaligus membuat hidupnya hancur ternyata tak lebih baik. Jamila bertemu dengan Bu Darno yang bekerja sebagai Germo. perjumpaannya dengan Bu Darno membuat Jamila  menjadi aktivis perempuan di salah satu LSM dan observasi di Kalimantan. kondisi tersebut membuatnya memdapatkan koneksi dengan sejumlah para pejabat tinggi. Namun apa boleh buat, Jamila terjebak dalam lingkaran hitam yang membuatnya menjadi salah satu simpanan pejabat tersebut. Kesakithatian Jamila dengan pejabat yang telah mengkhianatinya tersebut harus membuat jamila kembali melakukan pembunuhan. kali ini, aksi Jamila tercium oleh pihak berwajib yang membuatnya terseret ke dalam jeruji penjara dan mendapatkan hukuman mati.
     Secara garis besar memang inti dari ceritanya sama dengan naskah yang ditulis oleh Ratna Sarumpaet tersebut, hanya saja ada sedikit adaptasi yang mengharuskan naskah tidak sepenuhnya utuh sama akibat pertimbangan durasi pementasan teater tersebut.
Dewi yang memerankan tokoh Jamila sendiri mengatakan kesulitannya untuk memerani karakter Jamilah sebagai seorang pelacur yang secara kehidupan sehari-hari jelas berbeda dengan karakter yang dimiliki oleh dirinya.
     “Awalnya memang ada kesulitan untuk mendalami karakter Jamilah ini, tapi mau gak mau saya dituntut harus bisa emndalami karakter itu. Karena tidak mudah untuk mendapatkan ekspresi tertawa sehabis itu langsung nangis dan lebih-lebih berekspresi layaknya orang stress,” ujarnya.
     Ia bersyukur atas antusias para penonton yang begitu banyak memenuhi gedung pementasan, bahkan ada yang tidak bisa memasuki gedung pementasan tersebut.
     “Alhamdulillah, apresiasi temen-temen semua sangat besar ya. Saya juga tidak mengira kalau penontonnya sampai sebanyak ini, dan semoga saja apa yang kita perjuangkan termasuk waktu untuk mengadakan teater ini mendapat hasil yang maksimal dan memuaskan,” tambahnya. 

Laras Gilang Pamekar
153070347
     Mendengar namanya, kuliner yang satu ini rasanya masih terdengar asing di telinga. Cita rasa dan bentuknya yang cukup terbilang unik, mampu membuat para penikmatnya serasa berada dalam kehangatan dan keindahan Negeri Pizza, Italia.
     Yup! Zupa Soup. Menu yang selama ini biasanya hanya dapat kita jumpai di hotel-hotel mewah ataupun restaurant-restauran besar dengan harga yang mahal untuk kalangan pecinta kuliner seperti mahasiswa. Kini kenikmatan Zupa Soup bisa anda cicipi di sebuah Warung Makan yang diberi nama The Eiffel yang terletak di Jalan Kenari no. 81, Yogyakarta (sebelah timur Pabrik SGM).
     Pemilik warung, Danang Agung Satria melihat peluang usaha dibidang kuliner ini rasanya memang sedang marak. Maka dari itu, ia mencoba sesuatu yang baru dengan memperkenalkan menu  Zupa Soup ini di warung makannya. Dengan memberikan harga yang relative lebih terjangkau, Zupa Soup ini diharapkan dapat dinikmati para pecinta kuliner yang gemar berburu aneka Soup di Yogyakarta maupun wisatawan-wisatawan yang sedang berkunjung.
     “Warung ini memang belum terlalu lama berdiri, ya baru sekitar bulan Juni 2010 kemarin. Yang diharapkan kehadiran Zupa Soup ini sendiri mampu menambah referensi aneka kuliner mancanegara yang ada di Yogyakarta khusunya namun dengan kelezatan dan cita rasa yang berbeda tentunya,” ujar pria yang keseharian bekerja di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Pemerintah Kota Yogyakarta itu.
     Dalam penyajiannya, makanan Zupa Soup ini memang cukup terlihat lebih unik, karena dalam semangkuk kecil sebagai tempat soup disajikan terdapat kulit atau balutan tepung menyembung yang menutup mangkuk tersebut. “Tepung ini memang sengaja dibentuk agar kenikmatan sajian makanan kuah ini lebih terasa lengkap. Jadi ada soup dengan campuran potongan daging, telur dan rempah mampu menghangatkan badan, adonan tepung ini berfungsi sebagai karbohidratnya,” tambah Danang.
     Tidak sembarang mangkuk lho, Danang sengaja tidak mengubah wadah mangkuk yang memang biasa dipakai Zupa Soup yang dijual di Italia, yakni mangkuk yang terbuat dari porselen.

Cepat saji
     Berbeda dari proses pembuatan sup seperti biasanya, Zupa Soup ini dimasak langsung bukan diatas kompor, melainkan dengan di oven. Dalam pengolahannya, yang harus diperhatikan adalah besarnya suhu yang dipakai. Hal ini perlu diketahui  agar bahan sup matang dalam mangkuk dan adonan tepung juga terjaga kematangannya dengan baik.
     “Sebelum dimasak dalam pengolahan Zupa Soup, resep untuk supnya dimasukan kedalam mangkuk porselen. Kemudian mangkuk ditutup rapat dengan adonan tepung sebagai atap mangkuk dan diamkan beberapa menit, agar adonan tepung ini mengembang dengan baik,” lanjutnya.
     Setelah semuanya siap, mangkuk berisi sup yang telah ditutup adonan tepung ini siap untuk  dimasukan ke dalam oven. Proses pembuatan kira-kira membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit, dengan kekuatan panas 150 hingga 200 derajat celcius. Untuk mengetahui  Zupa Soup telah matang atau belum, dapat dilihat dari adonan tepung yang menutup mangkuk. Bila adonan telah mengembang dan berwarna kecokelatan, artnya Zupa Soup telah siap dihidangkan.
     Cukup dengan Rp8.000 saja, anda sudah bisa menikmati semangkuk Zupa Soup Italia di warung The Eiffel yang buka setiap harinya mulai pukul 09.00 hingga 21.00 WIB. Dibantu enam orang karyawannya, kini Danang tidak terlalu khawatir dengan ramainya pengunjung yang datang ke warungnya mulai dari Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, mahasiswa, maupun pekerja kantoran.
     Melihat perkembangan bisnis kuliner waralaba tersebut, Danangpun memiliki rencana kedepannya akan membuka cabang warungnya, sehingga para pecinta kuliner di Yogyakarta tak sukar untuk menemui kehangatan dalam santapan Zupa Soup ala Negri Pizza ini.

Laras Gilang Pamekar
153070347
 
     Berangkat dari munculnya ide untuk membuat usaha kecil-kecilan, dua orang mahasiswi yang dulunya mengemban studi di sebuah Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta, Arina Pramudita (22) dan Marini Salwa (22) kini telah berhasil mendirikan sebuah restoran berkonsep makanan khas Jepang yang diberi nama Kawaii Sushi di Yogyakarta.
     Awalnya, saat mereka masih duduk di bangku kuliah semester 5, alumnus jurusan Gizi Kesehatan UGM ini merintis usaha dengan hanya berjualan di sekitar area Sunmor (Sunday Morning) yang digelar di kawasan UGM setiap Minggu pagi. Pemasarannya simple, mereka melakukan promosi dengan cara mulut ke mulut kepada teman-temannya. Sunggah tak disangka ternyata produk Sushi buatan Arina cukup menarik banyak konsumen. Hal ini dilihat dari hasil penjualannya yang tidak pernah tersisa sesuai mereka berjualan mulai dari 7 pagi hingga 11 siang.
     Mengingat makanan Sushi ini mampu berkembang dengan pesat dan nampaknya peluang untuk berbisnis cukup besar, Arina akhirnya memutuskan untuk lebih serius lagi menekuni bisnisnya itu. Sekitar bulan Oktober 2009 Arina mencoba untuk mengajak temannya yang bernama Salwa untuk bekerja sama memanfaatkan peluang bisnis yang ingin dirintisnya tersebut. Kebetulan saat keduanya telah lulus, mereka langsung merencanakan pembukaan restaurant Sushi.
Dengan target awal mahasiswa dan mengingat Yogyakarta yang dikenal dengan kota pelajar, Arina dan Salwa mengutamakan harga yang ramah di kantong mahasiswa. “Saat ini Sushi masih susah dicari di Yogyakarta, kalaupun ada pasti dengan harga yang mahal, Disini kami ingin pembeli tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal untuk menikmati Sushi, karena tentu itulah pertimbangan utama mahasiswa,” ujar Arin ketika ditemui Foodfest di restorannya.
     Yang uniknya lagi, Arina dan Salwa memilih tempat bisnis mereka yang lokasinya berada didalam komplek Pom Bensin Baciro (selatan Lempuyangan). Konsep seperti rest area ini dipilih  keduanya dengan alasan faktor kenyamanan dan keamanan. “Kami memilih komplek pom bensin karena pertama, kami bisa mendapatkan fasilitas yang bagus dan terjamin, diantaranya wc dan musholla yang berbagi dengan Pertamina. Selain itu tempat parkir yang luas juga terjamin dan tentunya keamanan tidak perlu dipertanyakan lagi,” sambung Salwa selaku marketing Kawaii Sushi.
     Seiring perkembangan waktu, Kawaii Sushi semakin memperbaharui menu-menu yang ada. Menu di restoran ini memang berbeda dengan Sushi asli yang biasanya menggunakan salmon mentah. Namun khusus salmon, memang sengaja tidak digunakan karena di wilayah Yogyakarta ikan salmon itu sendiri sangat sulit didapatkan dan kalupun ada pasti mahal.
     Sejak mengawali bisnis ini, Arina memang sengaja memodifikasi Sushi dengan campuran Indonesian Taste, ada tambahan penggunaan mentimun dan wortel dalam setiap penyajiannya. ”Namun rasa yang ditawarkan cenderung Western Taste seperti Beef Black Pepper Sushi yang sajiannya malah digoreng. Hal ini kami buat agar ada inovasi baru dalam kuliner Sushi yang sudah ada sebelumnya,” tambah Arina.
     Untuk kedepannya, Kawaii Sushi berencana untuk mendirikan 2 cabang, yakni di Solo dan Semarang,, yang pasti dengan menambah inovasi terbaru di setiap menunya. Selain itu, Arina dan Salwa juga mengutamakan konsep semasa masih berdagang di sunmor dulu yakni “Healthy Food Street” dan ternyata seiring perkembangannya, banyak ibu-ibu yang mengajak anak-anaknya untuk mencicipi Sushi karena kandungan vitaminnya yang cukup tinggi.

Laras Gilang Pamekar
153070347
     Layaknya seorang seniman yang selalu memunculkan karya-karya barunya, salah satu perupa kelahiran Kulon Progo 19 Agustus 1982 ini mampu mampu membuat suatu karya dalam dunia seni rupa dengan cara yang berbeda.
     Ariswan Adhitama, seorang penggrafis muda yang mampu memproduksi karya monoprint. Ia mampu untuk mengembangkan cara pendekatan visual, gaya, dan tema-tema yang senyawa dengan pikiran serta orientasi seni paradoksal. Figure-figur karya grafisnya adalah sosok robotic seperti “golek-golek” transformer, yang sepintas tak berkait dengan lingkungan geografis dan suasana lingkungan sosio-cultural dimana ia tinggal dan berkarya. Studionya berada di sebuah bangunan dalam lingkungan rumah orang tuanya yang terletak di dusun Beteng, Desa Jatimulyo, Kecamatan Gimulyo, Kulon Progo, Yogyakarta.
     M. Dwi Marianto, melihat bahwsanya potensi dan bakat Ariswan baru termanifestasi secara komperhensif ketika ia belajar dan berkarya seni grafis. Khususnya ketika ia diberi peluang untuk eksplorasi dan mengaktualisasi diri melalui karya seni.
     “Melalui bahasa grafis, ia tuangkan meori-memori visual yang berkait dengan berbagai aktifitas atau pengalaman yang dilaluinya. Namun, yang paling utama ia mampu menyatakan imajinasi-imajinasinya tentang ‘dunia’ yang selalu dalam perhatian Arswan,” ujarnya.
     Sejauh ini Ariswan telah menghadirkan karakter-karakter robotik dengan garis yang begitu nyata jelas dalam berbagai karya grafisnya. Ukurannya karya grafisnya relative besar disbanding dengan karya-karya grafis umumnya.
     “Ekstrim! Bahkan waktu mengadakan pameran di Bentara Budaya Yogyakarta awal Desember kemarin, ia mampu menghadirkan karyanya yang salah satu sisinya berukuran 7 meter. Dari aspek ukuran fisik telah membuat rekor baru sebagai karya monoprint terbesar” tutur Dwi yang juga sebagai salah satu Dosen pengajar di ISI Yogyakarta ini.
     Melaui figure-figur robotik nya itu, ia menyatakan dirinya merepresentasi pembayangan dirinya di tengah situasi-situasi yang sangat jhas, atau lebih tepatnya melukiskan keadaan pikirannya dalam 1 waktu. Sebagai contoh, karyanya yang berjudul “Police Shot Them”, 2010 berukuran 165x145cm², melukiskan sejumlah figure robotik yang tergambarkan dalam suatu daerah atau wilayah konflik. Dimana terjadi situasi tembak-menembak di depan suatu latar belakang berupa dinding cadas yang yang wujudnya disesuaikan dengan figure-figur robotik di latar tengah dan belakang.
     “Terkesan situasi panik, rebut, suasana gemuruh dengan tanda-tanda letupan di sana-sini, dan gerakan sentryfugal dari figure yang berlarian. Secara keseluruhan karya itu berwarna-warni, mencerminkan aneka benturan dan ledakan,” cerita Dwi.
     Karya tersebut tentu saja mewadahi ide dan rasa tertantu yang mau disampaikan oleh Arswan, dan pembacaan atas karya-karyanya bisa dilakukan dengan berbagai sudut pandang secara relative.
     “Namun yang pasti, bahwa didalam satu kurun waktu panjang di tahun 2010, ketika karya ini dibuat, memang terjadi berbagai kemelut dan kontroversi didalam lembaga kepolisian negara dan yang berkaitan dengan pola kepemimpinan lembaga ini. Setiap orang dapat memaknai seperti apa saja itu bebas,” lanjutnya.

Tehnik Monoprint
     Seni grafis adalah minat Ariswan, sekaligus alatnya untuk membuktikan pada dunia bahwa ia bisa. Keterampilan dan ketekunannya selama menjalani pendidikan stufi di kampus ISI Yogyakarta, jelas membuahkan hasil yang tampak pada karya-karya cetak cukul kayunya yang terlihat prima dan memiliki kualitas yang bagus.
     Penerapam sebuah tehnik monoprint, yakni tehnik cetak yang hanya bisa dipergunakan 1 kali saja dan setelah itu tidak dipergunakannya lagi dilakoninya dengan sangat telaten.tehnik monoprint juga merupakan sebuah tehnik cetak yang menggabungkan antara media printmaking, painting, dan drawing.
     “Ia melakukan drawing dan sketsa langsung ke atas papan yang nantinya akan di cukil. Ariswan memilih menggunakan tehnik cukil kayu yang telah dikuasainya ini untuk tehnik monoprintnya,” ujar Fery Octania yang pernah menjadi kurator pameran tunggal Airswan Adhitama yang bertajuk In Repair itu.
     Setelah dicukil, Ariswan memakai tehnik pewarnaan monochrome untuk melakukan cetakan pertamanya ke atas canvas. Cetakan pertama akan memberikan arah bagi pewarnaan yang akan dilakykan denga tehnik painting, memakai kuas dan cat. Setelah selesai barulah dilakukan kembali pencetakkan grafis, yang nantinya kan memberikan penegasan yang bersifat outline kepada bentuk yang dibuat sebelumnya.
     “Metode seperti ini terbukti memberikan kelekuasaan bagi Ariswan untuk melakukan eksperimen dalam menggunakan warna dan kemungkinan dimensional terhadap bentuk-bentuk yang dihasilkan di cetakkan cukil kayunya. Hasilnya luar biasa,” sambung Fery.

Laras Gilang Pamekar
 153070347

(Feature)
Tentu anda sudah tidak asing lagi dengan kata yang satu ini. “Vegetarian” belakangan semakin sering kita dengar atau kita baca di sejumlah media cetak maupun elektronik. Bahkan mungkin ada keluarga, teman, atau orang-orang sekitar Anda yang mengaku sebagai seorang vegetarian.
     “Saya ingin sekali menjadi vegetarian, tapi sepertinya ribet, deh. Hanya bisa makan sayuran, buah-buahan dan pasti hanya bisa pergi ke Restoran yang menjual salad saja,” keluh Nanda, 21 tahun, mahasiswa Universitas Moestopo Jakarta yang menjalani pola hidup sehat. Ya. Dona adalah satu dari sekian banyak orang yang belum mengetahui seluk beluk kehidupan vegetarian. Padahal  pola hidup tanpa menyantap daging ini tak sulit dilakukan. Bisa jadi modal utama yang perlu dilakukan hanyalah niat yang kuat.
Apa itu Vegetarian?
    Secara singkat vegetarian adalah pola makan yang berbasis pada tumbuh-tumbuhan, yang berarti tidak mengkonsumsi semua yang berasal dari hewan.
    “Vegetarian berasal dari bahasa latin, yaitu vegetus yang artinya adalah sehat, kuat, dan semangat. Jadi seorang vegetarian adalah mereka yang sehat, kuat dan bersemangat,” jelas Dra. Yanti Anggraini, MKM seorang pakar nutrisi. Ia juga menerangkan bahwa awal mulanya vegetarian diperkenalkan pada tahun 1847 yang bertepatan dengan dibentuknya UK Vegetarian Society di Inggris. Tak disangka, ternyata pola makan seperti ini sudah berumur ratusan tahun ya.
    Vegetarian sesungguhnya bukan berasal dari bahasa Inggris vegetable yang berarti sayur. Kesalahan ini sering menimbulkan salah kaprah dalammasyarakat yang menganggap bahwa vegetarian hanya mengkonsumsi sayur-sayuran saja. “Vegetarian adalah pola makan diet seimbang yang tidak hanya mengkonsumsi sayuran sebagai sumber mineral dan vitamin. Tetapi juga buah-buahan yang mengandung vitamin dan mineral, biji-bijian sebagai sumber pokok karbohidrat yang baik, serta kacang-kacangan sarat sumber protein dan lemak sehat,” ujar Yanti.
    Vegetarian sendiri konon selain muncul dari ajaran agama Hindu juga muncul dari gerakan vegan, sebuah kepercayaan yang menolak menyakiti alam (hewan dan tumbuhan). Selain itu seperti yang dikutip dalam Vegan Starter Pack, “Banyak orang yang tertarik menjadi kaum vegan karena mengurangi penderitaan dan menolong lingkungan kita beserta isinya. Selain itu menjadi sehat disaat yang sama”.
    Penganut Vegan dan Vegerian percaya akan kesinergisan konsumsi manusia akan hewan dan tumbuhan. Apabila salah satu dieksplotasi secara berlebih maka akan terjadi chaos.

SEJUTA MANFAAT LEBIH
Tak hanya sekedar menjadi vegetarian, ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan menjadi vegetarian yang disimpulkan:
1.    ASPEK KESEHATAN. Banyak peneliti, salah satunya American Dietetic Assosiation membuktikan, pola makan vegetarian terutama vegan sangat baik untuk mencegak dan mengobati penyakit-penyakit degenerative atau kronis seperti jantung koroner, stroke, kanker, hipertensi, obesitas, diabetes, osteoporosis, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Tak hanya  itu, seorang vegetarian juga memiliki resiko lebih rendah terkena penyakit yang disebabkan oleh hewan seperti antraks, penyakit kuku mulut, flu burung dan flu babi.

2.    ASPEK LINGKUNGAN. Vegetarian sangat ramah lingkungan dan dapat mengurangi efek global warming yang tengah terjadi di muka bumi ini. Menurut PBB melalui Food and Agriculture Organization (FAO), sebuah organisasi pangan dan pertanian, peternakan memberikan konstribusi 18% terhadap pemanasan global. Ini lebih tinggi daripada efek polusi transportasi yang hanya 13% saja.
Contoh lain bahwa vegan ramah lingkungan dan menghemat energi serta sumber daya alam perhatikan fakta berikut: supaya bisa menghasilkan 1 kg daging sapi, diperlukan 16 kg biji-bijian dan air bersih 200 kali lebih banyak dari pada produksi 1 kg kentang.
Selain itu, satu hektar tanah hanya dapat menghasilkan 165 kg daging sapi. Padahal dengan luas tanah yang sama dapat menghasilkan 20.000 kg (20 ton) kentang. Maka bisa diperhatikan bahwa rasio efisiensi penggunaan lahan utuk perkebunan dan peternakan adalah 1 : 121. Jelas sekali nyata bedanya bukan.

3.    ASPEK ETIKA ATAU HAK ASASI HEWAN. Ya, hewan juga memiliki hak asasi untuk hidup layak dan tidak sewajarnya menerima penyiksaan, apalagi pembantaian. Hewan juga memiliki sistem saraf yang bisa merasakan sakit ketika dibunuh dan disakiti.

4.    ASPEK SPIRITUAL. Beberapa orang menjalani vegetarian sebagai gaya hidup agama atau kepercayaan yang mereka anut menyuruhnya demikian.

Jenis – Jenis vegetarian
LAKTO VEGETARIAN : Tidak mengkonsumsi semua produk hewani, kecuali susu.
OVO VEGETARIAN : Tidak mengkonsumsi semua produk hewani, kecuali telur.
LAKTO-OVO VEGETRIAN : Tidak mengkonsumsi semua produk hewani, kecuali susu dan telur.
VEGAN : Tidak mengkonsumsi semua produk hewani, termasuk susu dan telur. Lebih jauh lagi vegan adalah gaya hidup, sehingga seorang vegan juga menghindari pakaian, kosmetik, dan produk-produk lainnya yang berasal dari hewan.
Vegan seringkali dianggap sebagai gaya hidup yang ekstrim, tetapi alasan utama para vegan memilih pola hidup yang satu ini adalah keinginan tulus mereka untuk menghentikan kerusakan alam dan lingkungan, ataupun praktek kekejaman hewan yang terjadi akibat konsumsi produk-produk hewani tersebut.

Vegie Hause, Mini Market for Vegetarian
     Mencari segala sesuatu yang serba non-daging masih sulit dijumpai saat ini di Yogyakarta. Namun, minimarket yang satu ini mampu mengantarkan pada anda bahwa vegetarian adalah solusi hidup sehat. Minimarket yang berdiri sejak 17 November 2009 ini awalnya sengaja didirikan hanya teruntuk memudahkan pada para vegetarian yang ada di Yogyakarta tidak kesulitan untuk mendapatkan bahan-bahan makanan yang sama sekali tak ada campuran daging didalamnya.
“Minimarket ini lebih kepada membantu mereka yang vegetarian khususnya, karena saya sendiri jujur merasa kesulitan untuk mendapatkan bahan-bahan makanan vegetarian tersebut disini.” ujar Silviani, owner dari Vegie House.
     Ia juga memandang bahwa segala sesuatu yang berasal dari hewan-hewan ternak sebenarnya sudah tidak sehat alami lagi. “Misalnya saja ayam-ayam yang beredar saat ini kan itu banyak suntikannya ya, terus kita juga tidak tahu ada penyakit apa yang hinggap sama ayam tersebut kan.” tambahnya.
    Banyak sekali bahan-bahan yang bisa ditemui di Vegie Hause seperti berbagai macam proteina, macam-macam penyedap rasa vegetarian, mie instan vegetarian, kerupuk vegetarian, ham vegetarian, ayam vegetarian, sapi vegetarian, kambing vegetarian, udang vegetarian, udang vegetarian, ikan vegeratian, sate vegetarian hingga makanan-makanan frozen vegetarian.
    “Untuk aneka daging dan ayam disini itu hanya perumpamaan saja, tetapi tetap bukan daging aslinya melainkan daging nabati. Semua terbuat dari bahan-bahan pengganti daging kedelai, jamur, ataupun bahan makanan makanan yang terbuat untuk agar-agar rumput laut putih, namun rasanya menyerupai daging.” lanjut Silvi.
    Mengingat di Yogyakarta belum begitu banyak orang yang vegetarian, sehingga bahan-bahan makanan yang terdapat di Vegie Hause ini didatangkan langsung dari Medan, Jakarta, Riau dan kota lainnya.  “Harganya memang sedikit rada mahal, tapi untuk jaminan sehat itu pasti. Bakso misalnya, berkisar antara Rp26.000 – Rp60.000. Ham vegetarian antara Rp55.000 – Rp70.000” katanya.
    Bila anda yang memang ingin mecoba menjadi seorang vegetarian atau mungkin ingin mendapatkan bahan makanan non-daging yang sehat alami namun tetap merasakan rasa daging yang kenyal dan empuk, anda bisa mendatangi minimarket Vegie Hause yang terletak di jalan Poncowinatan No. 84 Yogyakarta.


Laras Gilang Pamekar
153070347
(Indeph)
Yogyakarta, Selasa (11/1)—Sejumlah orang yang tergabung dalam OPHIO Jogja Reptiles Club mengadakan Handling and Sharring yang bertempat di Fakultas Kedokteran Hewan UGM Yogyakarta.
     Tak banyak orang yang menganggap bahwa binatng reptile bisa dijadikan sebagai binatang peliharaan. Namun kali ini, OPHIO yang sudah terbentuk sejak 29 November 2002 ini mencoba dengan mengumpulkan para anggota pecinta reptile di Yogyakarta untuk berkumpul bersama.
     Handling and Sharring ini merupakan bagian dari rentetan sejumlah kegiatan Komunitas ini. Banyak hal yang dilakukan dalam acara yang diadakan setiap hari Rabu (Minggu pertama dan ke-3), seperti pengenalan jenis-jenis hewan reptile (ular, biawak, iguana, kura-kura, dan lainnya) serta cirri khas dari masing-masing reptile tersebut. Tak hanya itu, disini diajarkan pula bagaimana caranya untuk menangkap dan melepaskan reptile dengan memakai cara yang halus.
     Ruang diskusi terbuka bagi siapa saja yang ingin bertanya seputar reptil dan mngenal lebih jauh bagaimana kehidupan reptil, habitatnya, jenis lainnya, pola makannya, cara merawatnya dan masih banyak lainnya.
     Ketua komunitas OPHIO Jogja Reptil Club, Feryan Harto Nugroho mengakui awal komunitas OPHIO terbentuk dengan landasan bahwa di Yogyakarta sendiri memang belum ada. “Kebanyakan para pecinta reptile bergerak sendiri-sendiri dan belum ada wadahnya, disini kita mencoba mempertemukan mereka untuk bisa saling berbagi cerita dan ilmu,” ujarnya.
Ia juga mengakui bahwasanya dengan berkumpul disini, setiap kali pertemuannya pasti ada saja yang memperkenalkan jenis reptile baru. “Nagh, itu salah satu manfaat dengan adanya Handling and Sharring ini kita bisa saling menambah ilmu pengetahuan,” tambah pria yang akrab dipanggil Bang Ryan ini.
    OPHIO bukanlah sembarang komunitas yang terbentuk tanpa maksud dan tujuan didirikannya. Mereka memiliki URC (Unit Reaksi Cepat). URC bergerak jikalau semisal ada warga yang mengeluhkan bila di wilayahnya terdapat satwa reptile yang berkeliaran dan ingin ditangkap. Untuk mengerjakan hal tersebut, warga cukup menghubungi contact person Ryan dengan nomor 081328480514. “Untuk  mendatangkan kami ke lokasi, tidak perlu membayar uang apapun dengan kata lain Free. Hal ini kita lakukan sebagai bentuk sosial kami kepada masyarakat di Yogyakarta,” sambungnya.

Laras Gilang Pamekar
153070347
 (Straight News)
Saat kita membuka mata dan melotot pada realitas, yang terlihat adalah budaya cosmopolitan telah menguasai kehidupan sosial bangsa kita dengan slogan “Think globally, act locally”. Ampas-ampas multikulturalisme di tambah dengan bumbu-bumbu teknologi informasi akhirnya menjadi resep mujarab untuk membuka jalan bagi budaya luar (dalam hal ini makanan asing). Lihat saja waralaba-waralaba makanan Amerika dan Eropa tumbuh seperti jerawat remaja saat sedang puber.
Adik-adik kita lebih mengenal cheese burger-nya Mcd ketimbang jajanan getuk, tiwul ataupun bakpia. Para eksukutif muda lebih memilih meeting di Starbucks ketimbang di warung lesehan. Ditambah para muda-mudi sekarang yang memilih menikmati Pizza dengan keju meleleh di Pizza Hut ketimbang makan rawon buatan Ibu mereka. Nampaknya primordialisme (suatu paradigma yang selalu mengedepankan segala hal yang ia bawa sejak kecil, baik itu tradisi adat, nilai dan sebagainya) sebagai ideologi defensive tak bisa lagi menampakkan taringnya bila berhadapan dengan “macan” globalisasi.
Ketika globalisasi berhasil membiaskan batas-batas territorial, maka yang akan terjadi bukan lagi kompetisi ekonomi, tetapi persaingan kultur yang begitu laten dan halus. Ketika makanan-makanan barat itu mampu menerobos pasaran kita, secara tidak langsung budaya-budaya tempat mereka berasal pastinya ikut masuk juga.
Dengan kata lain saat gula, lemak jenuh dan setumpuk kalori makanan fastfood barat memenuhi perut kita, maka disaat itu pula budaya dan gaya hidup barat memasuki otak kita. Muali dari kecenderungan terhadap makanan asing, cara makan, sampai pada pemilihan tempat makan yang keemuanya membawa kita pada paradigma interior.
Interioritas kemudian menjadi sebuah kebiasaan. Sehingga terjadang kita rendah dalam menilai makanan lokal, bahkan makanan asli suku kita sendiri. Kaum kapitalis dengan paket Lifestyle modernnya mengaburkan pandangan kita terhadap makanan lokal dan sedikit demi sedikit melupakannya.
Primordialisme tak dapat lagi menjadi tameng, ia bahkan melebur membiarkan si Ronald-nya McDonald dan Kolonel Sanders-nya KFC mengajarkan lambung semua suku di Indonesia mencerna burger dan kentuccky fried chicken.
Hal ini jelas sangat disayangkan sekali, ditengah maraknya “Think globally, act locally” tersebut tak dapat dipahami dengan benar dan sungguh-sungguh. Masuknya beranekaragam makanan non-lokal ke Indonesia pastinya juga tak lepas dari adanya peranan media massa yang ikut andil didalamnya.
Sebelum mengetahui seperti apa sebenarnya antek-antek globalisasi itu, maka terlebih dahulu harus kita ketahui mengapa makanan bisa menjadi salah satu media pendukung lahirnya identitas modernisme global. Gagasan ini semakin jelas jika kita sering menjumpai iklan-iklan di restoran fastfood yang dimuat oleh sejumlah media cetak maupun ditayangkan melalui televise, radio, internet dan sebagainya. Bahkan seringkali telinga kita dijejali tagline-tagline tersebut, yang secara tak langsung tanpa sadar tagline-tagline tersebut telah berubah menjadi bisikan-bisikan yang mendorong kita untuk terus mempercayai bahwa semua fastfood tidak mengenal perbedaan.
Bagaimana dengan nasib makanan tradisional? Kue-kue tradisional (gethuk, cenil, thiwul, madu mongso, rondo royal, kue cucur, dll) yang dulu jajanan tersebut dengan mudah dapat didapat, kini tergusur oleh tempura-tempura, creaps, kebab, pizza mini dan makanan-makanan instan lainnya. Makanan tradisional sekarang hanyalah menjadi jajanan pasar yang murahan, sulit ditemukan, bahkan seringkali dianggap tidak higienis dan kuno. Mereka sudah kalah popular dengan Mcd, KFC, Hoka-hoka Bento, Pizza Hut, J-CO, Sushi, dan makanan frenchise lainnya yang berjajar di sepanjang jalan dan mall-mall.
Menghampiri, membius, merayu, dan membisik dalam kemasan yang manis serta mewah yang menawarkan gaya hidup modern. Melibas identitas, lokalitas makanan kita. Siapkah kita kehilangan selera lokal demi taste global?
Bila keadaan seperti ini kanaterus berkelanjutan maka bisa jadi Negara Indonesia yang statusnya telah merdeka, lambat laun tak sadar kita akan dijajah kembali dengan pola kehidupan masyarakat modern yang konsumtif akan produk-produk makanan asing tersebut.

Laras Gilang Pamekar
153070347 (OPINI)

Nasionalisme Generasi Muda

    Siapa bilang semangat Nasionalisme bangsa Indonesia telah memudar? Hal ini bisa dilihat dari antusias masyarakat rakyat Indonesia dalam membela Timnas di laga AFF. Ketika bangsa Indonesia tengah di uji dengan berbagai bencana yang melanda nusantara akhir-akhir ini, rakyat Indonesia kembali bangkit dari keterpurukan.
    Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, bangsa yang terdiri dari berbagai macam suku budaya yang ada. Bangsa Indonesia kiranya bisa berbangga hati di akhir tahun ini, ditengah keterpurukan bencana yang melanda negeri. Masuknya Timnas dalam Final Piala AFF merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi rakyat Indonesia. Tidak memandang usia muda, tua atau bahkan anak-anak, berlomba-lomba memberikan dukungan kepada Timnas. Kaos-kaos dan sovenir-sovenir berlambangkan burung garuda dijual disetiap jalan-jalan ibu kota. Lagu-lagu bertakjuk bola mulai bermunculan kembali. Terutama lagu yang dibuat oleh generasi anak negeri, seperti lagu “Garuda di Dadaku”.
    Lagu Garuda di Dadaku dinyanyikan oleh grup band Netral. Lagu ini sudah setara dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya, jika diberi nomor urut lagu Garuda di Dadaku berada di posisi nomor dua. Mengapa tidak? Hal ini keran setiap ajang pertandingan Timnas berlangsung lagu ini sudah menjadi lagu wajib bagi para seporter bola untuk menyanyikannya. Liriknya yang mudah di hafal memang membuat mudah para pendengarnya untuk menyanyikannya, selain itu lagu ini begitu mencerminkan rasa Nasionalisme yang ada ditubuh bangsa Indonesia.
    Rasa Nasionalisme begitu terasa saat evoria Piala AFF berlangsung, apa lagi ketika bangsa Indonesia diberi kesempatan sebagai tuan rumah Piala AFF pada tahun ini. Masyarakat Indonesia begitu bangga akan hal itu. Rasa ingin memberikan yang terbaik bagi bangsa tidak hanya dirasakan oleh para anggota Timnas saja, akan tetapi para suporternya pun merasakan ingin menampilkan yang terbaik bagi negeri dengan menjadi suporter yang baik. “Garuda di Dadaku” kiranya sangat cocok dalam mewakili semangat yang berkobar pada generasi bangsa khususnya anak muda. Aprilia Dwi Utami (153070095)

Wisata Kuliner Banyumasan

Pada kesempatan kali ini nyamie ingin menyajikan hasil kuliner dari daerah Banyumas. Mungkin jika menyebut kata Banyumas tidak semua orang mengerti, tapi kalo sudah bilang bahasa yang satu ini “Ngapak” pasti orang bakal paham. Ya… Banyumas suatu kabupaten didaerah Purwokerto. Selain terkenal dengan bahasa “Ngapak” daerah ini juga terkenal dengan tempat wisatanya.
Salah satunya adalah Baturaden. Baturaden adalah wisata alam yang berada di lereng gunung Selamet. Daerahnya yang sejuk membuat tempat ini selalu dikunjungi wisatawan dikala liburan datang. Tidak hanya wisata alamnya saja yang terkenal didaerah ini, wisata kulinernya juga kiranya perlu untuk dicoba. Banyak makanan khas daerah Banyumas yang perlu untuk di coba bagi para pelancong yang datang kedaerah ini.

Soto Sokaraja
            Jika mengunjungi daerah Banyumas hendaknya jangan lupa singgah di Sokaraja. Sokaraja merupakan wilayah di kabupaten Banyumas yang terkenal dengan makanan khasnya “Soto Sokaraja”. Soto Sokaraja adalah soto dengan ketupat putih sebagai pengganti nasi, dan dengan ciri khas saus kacang.  Saus kacang ini sebenarnya adalah sambal, tetapi biasanya ada yang pedas dan ada pula yang tidak terlalu pedas, sehingga wajar bila disebut sebagai saus kacang.
            Disepanjang jalan Sokaraja banyak ditemui penjual soto Sokaraja, seperti Soto kecik dan soto Lama yang terkenal. Tapi ada satu lagi soto Sokaraja yang teruji kelesatannya, akan tetapi kurang terpublikasi orang biasa menyebutnya soto Sutri. Disebut soto Sutri karena pemilik warung tersebut bernama Sutri. Tempatnya yang berada di dalam gang sempit (bukan jalan utama). Biasanya dihari-hari biasa selalu ramai dikunjungi oleh pegawai-pegawai kantoran yang menghabiskan waktu istirahat siang untuk mengunjungi warung soto ini. Jika waktu liburan datang banyak pengunjung yang datang dari berbagai daerah pasti menyempatkan mampir di soto Sutri jika sedang berlibur di wilayah Purwokerto. Soto Sutri terkenal dari mulut ke mulut para pengunjung yang pernah mendatangi tempat ini, baik orang daerah setempat atau bahkan orang luar daerah.

Mendoan
Tempe goreng yang namanya Mendoan pastinya sudah tak asing lagi di telinga orang Banyumas, Jawa Tengah. Hampir di setiap acara keluarga maupun acara-acara yang melibatkan banyak orang pasti ada makanan yang namanya mendoan. Seperti menjadi kurang lengkap jika membuat sebuah acara tidak ada Mendoan sebagai hidangan.
Mendoan juga bukan hanya ada pada acara-acara kumpul keluarga maupun kumpul warga kampung. Tapi mendoan sudah menjadi “Klangenan” orang banyumas.
Di warung-warung pinggir jalan atau warung-warung makan di pasar dan hampir di setiap warung makan yang ada di Kabupaten banyumas pasti menyediakan mendoan. Makanan yang terbuat dari Tempe yang di bentuk tipis dalam pembuatanya terus dilapis Tepung beras yang di campur tepung terigu itu akan lebih nikmat lagi kalau di hidangkan dengan kecap yang telah ditaruh potongan sambal dan bawang merah pasti rasanya akan begitu nikmat.

Kripik Tempe
             Ada mendoan ada pula kripik tempe, meskipun sama-sama terbuat dari bahan dasar tempe tapi dalam penyajiannya medoan dan kripik tempe sangatlah berbeda. Kripik tempe biasanya dijadikan sebagai oleh-oleh bagi pelancong yang datang dikawasan Kabupaten Banyumas. dan sentra pembuatan kripik yang sangat terkenal yaitu di daerah sawangan dekat alun-alun Purwokerto. Disini disepanjang jalan berjejer toko yang menjual kripik.Kripik tempe tentunya.
Sepeti halnya mendoan, Kripik juga berbahan dasar tempe. Kalau mendoan hanya bisa bertahan satu hari, sedangkan kripik bisa bertahan sampai satu bulan. Proses pembuatan kripik sebenarnya juga mudah, tapi ketrampilan mengiris tempe dengan tipis yang tidak dimiliki semua orang. Kiranya sangat cocok kripik tempe dibeli sebagai buah tangan jika datang ke daerah Banyumas.




Aprilia Dwi Utami (153070095)


    Mengapa wisata pantai yang satu ini bisa dibilang nyaman? Hanya ada satu jawaban, walau jauh dari keramaian kota tetapi kejauhan yang membuat letih badan hilang seketika karena melihat keindahan pantai yang satu ini. Pantai yang biru dikelilingi oleh tebing-tebing yang menjulang tinggi nan kokoh ini sangat nyaman untuk berwisata yang memakan waktu 2 jam dengan jarak tempuh 70 km apabila kita datang dari kota Yogyakarta. Pantai suing ini juga belum banyak dijamah oleh wisatawan dan pasirnya pun masih putih diantara pantai-pantai yang lain yang berada dekat dengan pantai ini.
    Pantai Siung ini terletak di daerah kabupaten Gunung Kidul ini dapat kita jangkau dengan sepeda motor atau mobil. Hal tersebut menjadi opsi yang banyak digunakan oleh para wisatawan yang datang kesana karena tempatnya yang jauh dari kota karena sulit menemukan angkutan umum. Kebanyakan wisatawan yang datang kesana menginap karena letih diperjalanan dengan membuat tenda di dekat bibir pantai. Sore hari berangkat dari kota Yogyakarta dan esok siangnya pulang kembali.
    Bila kita ingin ke pantai yang satu ini kita harus melakukan pemeriksaan kendaraan kita terlebih dahulu. Karena medan menuju pantai ini cukup menantang, mulai dari tanjakan, tikungan tajam, hingga turunan yang dikelilingi oleh lading-ladang dan perbukitan. Tetapi walau medannya menantang jalan menuju pantai tersebut sudah mulus tidak ada sedikit cacat aspal sedikit pun.
    Salah satu keindahan yang menonjol dari pantai ini adalah batu karangnnya. Karang-karang yang raksasa dan juga kokoh dapat kita daki untuk melihat keindahan pantai dari atas karang. Karang terletak di sisi timur dan barat pantai dan hal ini menjadi pembatas dengan pantai lain yang berada dekat juga dengan pantai ini. Tidak perlu jauh-jauh ke kota Bali karena pantai Siung ini cukup mengobati hati karena banyak wisatawan yang berkunjung kesana mengatakan pantai ini memiliki kemiripan dengan pantai di Bali.
    Kesenangan, canda, dan gelak tawa sangat dirasakan oleh para wisatawan ketika mengunjungi pantai ini, dawai gitar para anak muda yang sedang kamping disana membuat hati damai. Mengunjungi pantai pasir putih dan terjaga kebersihannya akan mengobati raga kita yang lelah. Pantai ini dapat menjadi refrensi yang damai tempat kita untuk berkujung dan beristirahat dari kepenatan kota yang ramai.

STEFFI STEPHANI M SIMANJUNTAK
153070346
Pariwisata adalah salah satu aset pendapatan negara yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah Gunung berapi Sinabung yang sedang gencar-gencarnnya dibicarakan di media. Bukan karena keindahannya yang beberapa saat lalu sebagai tempat wisata tetapi bangun dari tidurnya alias setelah 410 tahun.
Udara sejuk di kaki gunung Sinabung membuat daerah yang dekat juga dengan danau Lau Kawar ini kaya akan tanaman hias. Jika kita kesana , kita dapat membawa oleh-oleh berupa tanaman hias yang kaya akan warna. Banyak wisatawan yang datang dari luar daerah seperti Jakarta, Medan, Bandung, Surabaya, Binjai, Batam, Langkat, bahkan wisatawan liar negeri.
Gunung Sianbung mempunyai ketinggian 2.640 meter dibawah permukaan laut. Apabila kita melewati gunung ini kita pasti bertemu danau Lau Kawar terlebih dahulu, tepat dibawah kaki gunung Sinabung. Dan untuk mengetahui situasi dan perkembangan situasi dari gunung sinabung tersebut maka terlebih dahulu kita datangi dataran tinggi Kabupaten Karo. Kawasab gunung Sinabung tersebut dapat dijadikan oleh Pemerintahan Kab. Karo sebagai daerah kunjungan wisata. Dengan demikian daerah tersebut akan semakin terkenal dan dapat menghasilkan pendapatan dari sektor pariwisata. Karena seorang pendaki yang bernama Doni (26) dan kawan-kawan sempat ditemui akan mendaki ke gunung Sinabung tersebut bahwa untuk mendaki gunung tersebut mereka tidak dikutip uang retribusi. Hal tersebut sangat disayangkan bagi sector pariwisata. Mereka juga sempat mengatakan di lereng gunung berapi ini indah dan bersih pemandangan alamnya, nyaman dan sejuk udarannya. Mereka sangat senang mengunjungi daerah ini dan memiliki kesan tersendiri. Dan hal senada dikatakan oleh seorang bapak yang membuka warung dibawah kaki gunung tersebut bahwa keberadaan gunung tersebut akan membuat wilayah kab.karo akan semakin terkenal.
 Situasi setelah Meletus
Detik-detik saat Gunung Sinabung di Kab.Karo, Sumatera Utara akhirnnya meletus. Gunung ini pertama kali meletus pertama kali pada hari Minggu, 29/08/2010 pada pikil 00.02 dini hari. Gunung memuntahkan lahar panasnya terlihat mengalir di lereng gunung sepanjang 2.640 meter tersebut, tidak hanya api tetapi juga menghembuskan debu tebal yang bercampur dengan belerang. Debu tersebut tidak hanya di daerah sekitar gunung dan kampun-kampung yanga ad di dekatnnya, tetapi sampai ke wilayah kota berastagi dan kabanjahe tempat para pengungsi ibu kota karo. Wajah-wajah pengungsi yang yang mengungsi dengan sepeda motor juga tertutupi oelh debu vulkanik, pasca meletusnya Gunung Sinabung, warga panik dan beramai-ramai menyelamatkan diri ke daerah kota Kabanjahe dengan meninggalkan rumah dan kampung halamannya. Warga juga panik dengan adanya gempa vulakanik dan suara gemuruh yang kencang suaranya, warga mengungsi dengan barang-barang seadanya. Di radio kota Kabanjahe sempat menyiarkan bahwa BMG menyatakan bahwa aktivitas Gunung Sinabung tidak berbahaya, namun tidak menutup kemungkinan akan mengenai pemukiman penduduk yang ada di dekat kaki gunung.
Para pengungsi berharap pemerintah bisa menyelesaikan permaslahan mereka ini, karena mereka teleh cukup lama mengungsi. Sawah dan ladang juga ternak mereka tinggalkan di kampung halaman. Karena untuk  memanen hasil ladang mereka tidak mempunyai keberanian untuk pergi ke kampung mereka.
STEFFI STEPHANI M. SIMANJUTAK
153070346/INDEPT NEWS
Fashion merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi seseorang. Dengan berkembangnya dunia industri, hiburan, informasi dan teknologi, gaya berbusana menjadi media untuk menunjukkan eksistensi seseorang bagi komunitasnya. Begitunya dengan seiring dengan berkembangnya zaman jaringan sosial menjadi salah satu tempat mencari informasi. Seperti blog yang kami kelola sekarang ini Blankon muda yang berisi rubrik kuliner, seni, komunitas dan fashion.
Euforia final piala AFF yang di selenggarakan tadi malam juga membuat fashion setiap orang berbeda-beda dengan tema yang sama. Merah putih, garuda, dan lain  sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa saat itu gaya berbusana setiap orang disana menunjukkan rasa semangat nasionalnya terhadap bangsa nya yaitu Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa saat ini gaya berbusana menjadi bagian gaya hidup seseorang. Di final piala AFF tadi malam misalnya ,ada juga yang tidak berbusana tetapi melumuri badanya dengan cat merah putih dengan bentuk busana. Malam itu sangatlah ramai sampai ada berbusana yang sangat norak sampai tidak mengginakan busana. Karena mungkin saja gaya berbusana atau fashion selalu mengalami perubahan. Semua orang yang berada disana ingin menampilkan dirinya secara berbeda-beda dengan nasionalismenya. Dan hal tersebut adalah salah satu bentuk apresiasi mereka terhadap negaranya.
STEFFI STEPHANI M.SIMANJUNTAK
153070346/OPINI
Merapi adalah nama sebuah gunung teraktif di dunia. Gunung yang terletak diantara kota Magelang dan Yogyakarta ini memiliki ketinggian    m. Panoramanya yang indah, udara yang sejuk membuat banyak mata tertarik untuk sekedar menatap dari kejauhan bahkan mendakinya. Walau dengan medan yang curam dan jarak tempuh ke puncaknya yang relatif jauh, tidak melunturkan semangat para pendakinya untuk melihat panorama kota Yogyakarta maupun Magelang yang indah.
Namun siapa yang menyangka, jika gunung yang terakhir kali meletus pada tahun 2006 ini kembali bergejolak lebih parah di bulan 26 Oktober 2010. Hal ini berdampak pada citra pariwisata Yogyakarta. Padahal Yogyakarta berjarak sekitar 30KM dari gunung merapi tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu pun debu-debu yang menutupi kota yang nyaman ini pun kembali perih seperti biasa.
Seperti kita ketahui kota pendidikan ini sudah benar-benar pulih dari dampak erupsi merapi. Hal tersebut juga terlihat pada kota Yogyakarta yang kembali ramai, dan lebih mengesankan lagi gunung merapi yang ditakuti kini telah menjadi tempat wisata dan dikunjungi banyak wisatawan lokal maupun mancanegara.
Merapi memang tampak hitam, tetapi apabila dilihat ldari kejauhan dan kita mencapai kaki gunungnya maka akan sangat indah. Orang-orang yang datang kesana sangat ramai dan seperti lautan manusia apabila kita lihat dari atas kaki gunung merapi. Tidak hanya berwisata, ada juga yang menyempatkan diri untuk berolahraga seeda bersama komunitasnya sambil mendaki ke kaki gunung merapi.
Merapi sudah bak padang pasir yang sangat luas, semuanya kering dan penuh debu vulkanik yang tersisa. Tetapi hal ini tidak mengurungkan niat para wisatawan yang terus berdatangan sangat ramai. Para pedagang kaki lima pun banyak meraih keuntungan disana. Dengan bermodalkan 1 bangku dan juga meja mereka bisa membuka lapak dagangan mereka. Hardi (45) salah satu pedagang kaki lima yang kami jumpai disana. “ Untung yang kami dapatkan cukup banyak mbak, karena wisatawan yang datang kesini cukup memberi rezeki bagi kami yang berdagang disini”.
Sedikit cerita tentang merapi yang dulunya membawa berkah bagi setiap orang. Seperti pelangi sehabis hujan, dibalik bencana kita ambil hikmatnya. Maka mari kita lebih menjaga alam kita.

STEFFI STEPHANI M.SIMANJUNTAK
153070346/FUTURE NEWS
Makanan sehat yang satu ini bisa dibilang tergolong unik. Sudah unik sehat pula, jauh dari lemak dan karbohidrat yang berlebihan. Siapa bilang mie dapat membuat gendut, apabila kita mengkonsumsi mie ini dengan tidak berlebihan dan juga memvariasikannya dengan makanan lainnya pasti akan terlihat sangat unik dan lezat pastinya.
Makanan ini bernama Yamie Jamur . Mie pada Yamie Jamur ini diolah sendiri oleh pemilik dan kokinya, karena pemiliknya ingin menerapkan makanan yang sehat adalah makanan yang bebas dari pengawet dan harus banyak sayur juga jauh dari makanan yang  berbau daging. Mie Yamie Jamur ini dibuat tanpa menggunakan telur serta pewarna, jadi mie yang disajikan disana masih segar dan masih sangat kenyal.
Restoran ini telah berdiri selama tiga tahun lamanya yang didirikan Marina(43) dan suaminya, Rabu (20/10). Resto ini terletak di Jl. Garuni II,Kledokan Raya, Seturan Raya,Babarsari, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. Awalnya Marina membuka resto ini di ruko tepat didepan pom bensin Babarsari, tetapi karena ramai dan banyak peminat orang yang mempunyai lahan dibabarsari ini menaikkan harga kontrak tempat resto ini. Oleh karena itu Marina dan suaminya pindah tempat ke daerah kledokan.
Yamie Jamur ini apabila kita lihat sekilas seperti mie ayam yang banyak di jual di restoran-restoran, yang isinya mie, kuah, sayur dan daging. Tetapi Yamie Jamur ini terdiri dari mie, sayur, kuah bening, dan juga jamur. Jamur disini dibuat sebagai pengganti jamur. Dilihat kasat mata jamur hampir tidak ada bedanya dengan daging yang biasanya divariasikan dengan dengan mie ayam. Bagi anda yang kurang menyukai mie, masih banyak variasi makanan lain di resto Somayoga ini.  Walaupun makanan ini tidak menggunakan bumbu masak dan penyedap rasa (vetsin), tetapi Yamie Jamur rasanya sangat enak dan lezat. “ Makanan yang enak dan sehat tidak harus divariasikan dengan daging mbak, ujar Marina owner resto ini.
Restoran Somayoga ini buka setiap hari selain hari-hari besar agama. Resto ini buka pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB malam. Resto somayoga ramai pengunjung pada saat malam hari. Kiranya dari tulisan ini bisa menambah tempat-tempat refrensi dan informasi bagi wisatawan yang berwisata kuliner unik dan sehat di  kota Yogyakarta.

STEFFI STEPHANI M.SIMANJUNTAK
153070346/FUTURE NEWS
Kesan dekat dengan alam adalah hal yang pertama dirasakan pada saat kita berkunjung ke resto ini. Pohon dan suara aliran sungai yang sedikit pun tidak dirusak menjadikan resto ini lebih nyata dan natural. Apabila dilihat dengan kasat mata resto ini seperti wisata kuliner di tengah hutan ,karena apabila kita datang dari pintu timur kita tidak tahu bahwa itu resto, karena resto agak turun kebawah dan apabila kita lihat resto tertutup oleh pohon-pohon yang ada di resto ini.
Resto ini bernama Ngeban Resto, yang dirintis oleh Wahid (37) dan istrinya juga beserta dengan teman-temannya. awalnya Wahid berfikir apa yang akan dibuatnya terhadap halamannya yang begitu luas dan juga semeraut. Setelah itu timbul lah ide-ide kreatif dan inovatif dari Wahid untuk menjadikan tempat ini sebuah resto yang dekat dengan alam. Resto ini buka sejak 12 Maret 2004. Ngeban buka setiap hari pada pukul 16.00-12.00 WIB.
Konsep view yang ada di ngeban resto ini sebenarnya tidak disetting, karena Wahid membuatnya dengan tidak sedikit pun merusak tanaman yang ada di resto ini. Resto ini di buat dengan apa adanya dengan konsep kenaturalan. Pohon-pohon dan aliran sungai sudah ada sejak sebelum  resto dibuat dan sedikit pun  tidak di rusak. Meja-meja, lampu-lampu juga seperti diatur seperti resto garden yang kita lihat di televisi, tetapi dari pengakuan Wahid sendiri bahwa sedikit pun  dia tidak menyeting view dia hanya menambahkan barang-barang yang kiranya bisa membuat nyaman para pengunjung dan bisa menikmati keindahan alam yang ada di resto ini. “Saya hanya ingin membuat resto ini dekat dengan alam, karena resto tidak harus meriah dan juga tidak harus lampu yang harus sangat meriah dan harus mengejar ke moderanan seperti resto-resto yang telah ada,” tegas wahid sambil tersenyum ramah.
Pelanggan tetap ngeban resto ada sekitar 70% family dan selebihnya adalah umum. Saat bencana merapi yang belum lama ini ngeban resto ini sempat mengalami penurunan omzet sekitar 20%. Padahal ngeban buka setiap hari. Hal ini sangat berdampak pada ngeban resto karena pengunjung utama mereka adalah family. Dan tidak hanya itu, sejak bencana merapi mahasiswa juga diliburkan maka mahasiswa yang sering nongkrong bareng temannya juga tidak kunjung datang pasca bencana merapi kemarin. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu ngeban resto kembali normal pengunjungnnya. Ngeban mempunyai ssekitar 40  karyawan sekarang padahal dulunya hanya ada 2 orang setelah Wahid mengelolanya selama 2 tahun. Bisa kita bayangkan sekarang ngeban resto bagimana ramainya pengunjung yang datang. Menu favorit pengunjung disana adalah kopi dan nasi goreng ngeban. Tapi tidak hanya itu karena masih banyak menu lainnya seperti aneka shake, mocktail, juice, lemon, float, nasi goreng, sop, mie, dan rica. Dan harga masih dapat dijangkau.
Wahid yang senang bermain musik dan juga pecinta alam ini ingin menyampaikan bahwa kenaturalan harus dipertahankan dan kita harus dekat dengan alam, dan bahwa sesuatu yang natural itu bisa menjadi motivasi bagi setiap orang yang datang kesana. Disini juga sudut ekonomi dan ilmu kewirausahaan bisa diberdayakan dan bagaimana kita bisa mempertahankan ide-ide kita. Tetapi intinya pengunjung bisa nyaman saat berkunjung ke ngeban resto dan bisa dekat dengan alam, selamat berkunjung dan mencoba.

STEFFI STEPHANI M. SIMANJUNTAK

153070346/STRAIGHT NEWS



Sejarah Perlu Diabadikan

Yogyakarta (07/12). Peninggalan-peningalan bersejarah di suatu bangsa hendaknya diabadikan sebagai barang bukti untuk generasi yang akan datang. Hal ini kiranya yang tengah dilakukan oleh para relawan merapi, ketika sedang mencari alat music tradisional gamelan di kediaman Mbah Marijan.
Siang itu sejumlah aparat TNI mengadakan penggalian ditanah kediaman Mbah Marijan di lereng merapi. Bencana merapi yang meluluh lantakan kediaman mbah Marijan beserta ribuan rumah yang ada disekitarnya membuat duka tersendiri bagi para korbannya.
Hanya tersisa beberapa puing-puing bangunan dan lebih banyak ranting-ranting pohon berserakan. Meskipun siang itu panas begitu menyengat kuli, tapi semangat para TNI dalam mencari sisa-sisa sejarah merapi tidak luntur hanya karena terbakar panasnya matahari. Mereka berusaha mencari puing-puing yang bisa dijadikan saksi bisu trageidi merapi.
Menurut salah satu anggota TNI bernama Dalhari, pencarian alat music tradisional gamelan yang berada di kediaman Mbah Marijan ini dilakukan untuk dimuseumkan di Museum Merapi. “Ini merupakan peninggalan bersejarah, untuk itu perlu dicari untuk kemudian disimpan. Jika telah diketemukan nantinya akan di simpan di Museum Merapi”, ungkapnya. Tidak lama dilakukan penggalian satu persatu alat musik tradisional yang ada dikediaman Mbah Marijan sebelumnya, diketemukan.
Bentuknya memang sudah tidak seperti sediakala, akan tetapi masih bisa dilihat bentuknya. Tidak hanya alat music saja yang diketemukan pada waktu itu. Aparat TNI menemukan wayang kulit yang sisi-sisinya sudah ada yang terbakar, bahkan ada pula tabung gas berukuran 3 kg. TNI memperkirakan posisi dimana mereka menggali barang-barang tersebut berada di area ruang dapur. Maklum saja akibat erupsi yang kedua kediaman mbah marijan benar-benar rata dengan debu yang menutupinya.
Bahkan masjid yang ada didekat rumah Mbah Marijan, Cuma tertinggal temboknya saja yang masih terlihat berdiri kokoh itu pun hanya sebagian. Bau busuk bercampur belerang juga masih sangat menyengat disana, tapi hal ini tidak para anggota TNI bermalas-malasan dalam bekerja. Para pengunjung yang datang mengunjungi kawasan ini juga tidak menyia-nyiakan untuk menyaksikan evakuasi yang sedang dilakukan oleh para TNI. Aprilia Dwi Utami (153070095)

Batik Jati Diri Bangsa

Siapa bilang pake batik terlihat jadul? Buktinya banyak generasi muda yang memakainya untuk pakaian sehari-hari. Batik sangat cocok untuk siapa saja, tidak memandang usia baik tua atau muda. Batik juga merupakaan budaya yang perlu diabadikan dan dilestarikan agar keberadaannya tidak terabaikan yang nantinya bisa diambil Negara orang.
Apabila bercerita tentang masalah batik di Indonesia merupakan hal yang paling menarik untuk dibahas. Karena batik merupakan salah satu karya budaya yang sangat mahal dan sangat dijaga oleh masyarakat Indonesia. Batik sudah melekat dengan jati diri bangsa Indonesia, bahkan ketika batik di klaim sebagai kain khas Negara tetangga, bangsa Indonesia sangatlah marah.
Batik merupakan kebudayaan bangsa yang perlu dilestarikan oleh masyarakatnya. Sayangnya masyarakat kurang begitu meghargai apa yang menjadi kebudayaan negeri sendiri. Setelah Negara tetangga mengklaim batik sebagai budayanya, barulah masyarakat marah. Seharusnya sebagai bangsa yang besar masyarakat bisa menghargai apa yang ada dalam budayanya, jangan setelah menjadi perebutan barulah rakyat sadar untuk memilikinya. Jika masyarakat bisa menjaga kebudayaan dengan baik, pasti tidak mungkin Negara lain untuk mengakui kebudayaan negeri ini.
Generasi muda hendaknya bisa menjaga budaya negeri sendiri, hal ini karena nantinya generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa. Kain batik merupakan kain yang unik, cocok untuk berbagai usia. Jadi sudah tidak ada lagi anggapan kalo memakai batik itu kaya orang tua. Batik sekarang sudah menjadi kain yang cocok untuk berbagai kalangan. Tidak ada alasan untuk tidak mempertahankan kain nasional ini yang merupakan jati diri bangsa Indonesia.Aprilia Dwi Utami (153070095)
Pendidikan merupakan salah satu hal yang dibutuhkan semua orang. Karena bila kita berbicara tentang pendidikan, pasti kaitannya dengan kegiatan belajar-mengajar serta sekolah untuk tempatnya. Dari sejak beberapa waktu lalu, kabar tentang akan adanya sekolah gratis bagi pelajar yang kurang mampu dalam artian berasal dari tingkat ekonomi rendah akan diberikan oleh negara.

Hal itu pasti bisa menjadi angin segar buat kita semua, berarti tidak akan ada lagi diskriminasi tentang yang kaya akan jadi prioritas dan yang miskin akan Cuma jadi penghias. Namun hal ini sama sekali bertentangan dengan fakta yang memang terjadi dilapangan. Masih banyak anak-anak yang secara umur mereka seharusnya mengeyam bangku sekolah, akan tetapi malah berkeliaran dijalanan hanya untuk mencari sesuap nasi agar mereka tidak kelaparan.

Sungguh tragis, disaat bangsa ini sedang bangga dengan semangat untuk mampu bersaing dengan negara luar dalam segala bidang. Kita malah melupakan bibit-bibit muda kita, mereka sebenarnya yang akan melanjutkan estafet pembangunan segala bidang. Dan hendaknya kita mulai dengan memberikan mereka yang seharusnya sekolah namun terbentur biaya dengan program sekolah gratis ini.

Sebenarnya negara sudah mengedepankan  program rencana yang sangat mulia ini, akan tetapi yang jadi masalah adalah pelaksan yang diberi wewenang oleh negara tersebut. Ada saja yang berniatan buruk, belum sampai pada tujuan alih-alih malaah masuk kantong sendiri.

Bukannya bermaksud menuduh ataupun bericara tidak sesuai fakta, tapi kita bisa liat semua fakta yang memang terlihat nyata di sekitar kita. Bukankah kita dijalanan masih sering mendapati yang namanya anak-anak menadahkan tangannya meminta dari orang yang sedang berhenti di traficlight.

Sungguh ironis, bila kita melihat itu semua. Wajar bila disemua belahan Indonesia bertanya, apa masih mungkin pendidikan gratis. Biarkan para pejabat yang mengurus hal ini menjawabnya, tapi kita bisa tetap ambil andil sebagai pendoa dan pengontrol. Tolonglah perhatikan nasib mereka, mereka ini yang akan menjadi tiang-tiang tangguh, disaat kita semua yang tua mulai tak bisa berbuat apa-apa.

INDRA PUJO PRASETIA- 153070007(Opini)
Dari Hobi Jadi Hoki

      Wanita mana yang tidak ingin tampil cantik di depan umum, pastinya tidak ada. Setidaknya tidak harus cantik tapi bisa terlihat menarik. Hal ini yang selalu diidam-idamkan oleh kaum hawa di dunia.
Ayozha Boutiqu merupakan salah satu dari sekian banyak butik yang menjamur di Yogyakarta yang bisa membantu para wanita dalam berbusana. Butik yang dibuka pada bulan Mei 2010 ini memiliki pelanggan dari kalangan remaja, mahasiswa dan bahkan pegawai-pegawai kantoran. Apsari Anggayasti merupakan pemilik butik yang berlokasi di Jl. Monjali No. 48.
    Menurut lulusan S1 Managemen universitas swasta di Yogyakarta ini mengawali usahanya dari kegemarannya belanja baju-baju unik dan lucu. “Awalnya saya suka belanja-belanja baju-baju unik dan lucu, sampai akhirnya saya tertarik untuk membuat butik”. Ungkap wanita berambut panjang ini. Meskipun belum memiliki brand sendiri, Yasti begitu sehari-hari orang memanggilnya mengatakan tidak ada masalah. Tapi tidak menutup kemungkinan juga, Yasti menginginkan suatu saat memiliki brand sendiri. Setiap bulan Yasti selalu menampilkan barang-barang baru dibutiknya. Setiap bulannya Yasti menyempatkan waktu untuk berbelanja mengisi butiknya di Jakarta. “Maklum saja saya ingin barang-barang yang ada di dalam butik saya selalu tampil baru”.
    Ternyata tidak hanya di Yogyakarta saja Yasti membuka butik, Ayozha Boutiqu memiliki cabang di Surabaya. Barang-barang yang ada di Yogyakarta terkadang dipindah ke Surabaya dan bahkan sebaliknya dari Surabaya dipindahkan untuk mengisi stok yang ada di Yogyakarta. Menurut pemiliknya hal ini dilakukan untuk menghindari stok lama. Tidak hanya kemeja, kaos, dan celana yang ditawarkan dibutik ini. Ada sepatu, sandal, tas dan pernak-pernik wanita ditawarkan di butik ini. Bahkan ada barang yang belum tentu dijual di butik-butik yang ada di Yogyakarta yaitu mukenah. Harganya pun beragam, berkisar dari harga mahasiswa sampai harga ibu rumah tangga. Di Ayozha Boutiqu juga bisa memesan barang yang pelanggan inginkan yang tidak ada di dalam butik. Pesanan pelanggan akan dicarikan Yasti ketika berbelanja di Jakarta.
    Biasanya wanita dengan rambut panjang ikal membuka butiknya dari jam 12 siang sampai jam 8 malam. Hal ini bukan tanpa sebab memilih jam 12 siang untuk membuka butiknya, menurutnya kalo pagi kurang ramai pengunjungnya. Pengunjung biasanya datang sore, kebanyakan malah mahasiswa yang pulang dari kampus dan para pegawai kantoran. “Kalo sore malah lumayan banyak pengunjungnya, makanya saya lebih memilih siang hari sampai malam untuk membuka butik ini”.
    Selain bisnis butik Yasti juga sedang mulai merambah bisnis makanan. Meskipun baru mulai dipublikasikan dari mulut ke mulut, bisnis ini sudah mulai berjalan. “Maklum saja, belum punya tempat  jadi cara promosinya masih dari mulut kemulut”, ungkapnya. Meskipun demikian semangat wanita yang berusia kurang lebih 23 tahun ini bisa dijadikan motivasi bagi kalangan muda. Ketika ditanya harapan kedepannya apa Yasti menjawab ingin menambah lagi tempat usahanya di Yogyakarta, dan berusaha untuk memiliki brand sendiri.
Aprilia Dwi Utami (153070095) 


About